Mengenal Usaha Budidaya Ikan Tawes
Pengenalan Jenis Ikan Tawes
Nama daerah dari ikan tawes ini adalah wader atau putihan, selama ini nama spesiesnya puntius javanicus dan puntius goniotatus, dan masuk dalam genus puntius.
Gambar 1. Ikan Tawes
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius javanicus
Ikan ini memiliki ciri-ciri, badan memanjang, pipih kesamping (kopressed), bentuk punggung merupakan busur, tinggi badan 1 : 2,4 - 2,6 kali panjang standar. Mocong runcing, mulut terletak di ujung terminal (tengah) kecil dan mempunyai dua pasang sungut yang sangat kecil.
Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis rusuk yang kesepuluh sirip punggung berbentuk seperti jari-jari. Sirip dubur bercagak, permulaan sirip ini berhadapan dengan sisik line lateralis ke-19, sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sisik garis rusuk (line lateralis) berjumlah 29-31.
Sisik berwana putih keperak-perakan, di bagian punggungya warna lebih gelap sedangkan dibagian perut berwarna lebih putih, dasar sisik kelabu sampai gelap.
Minimal ada 4 jenis ikan tawes yang pernah ditemukan diperairan, meskipun masih ada beberapa diantaranya yang sulit ditemukan karena populasinya tidak begitu banyak, selain jarang masyarakat yang membudidayakanya, kehadiranya atau keberadaanya sering di abaikan. Namun ada juga jenis-jenis yang sudah sangat umum dan banyak ditemukan diperairan karena juga sudah bisa dibudidayakan oleh masyarakat. Malah jenis-jenis inilah yang menjadi bentu umum ikan tawes.
Adapun keempat jenis ikan tawes tersebut dapat disebutkan antara lain:
Tawes Biasa
Ikan ini memiliki sisik yang berwarna kelabu dan sudah menjadi bentuk umum dari tawes yang yang sering di budidayakan di masyarakat. Tawes ini dengan mudah ditemukan pada para petani ikan diseluruh Indonesia, misalnya, jakarta, jawa barat, jawa tengah,(Ngrajek,Muntilan), dan lain-lain tempat.
Tawes Bule
Ikan ini memiliki sisik albino, dan jarang terdapat diperairan umum maupun dikolam-kolam masyarakat, namun ikan ini diduga mulai ada sejak tahun 1936.
Tawes Silap
Tawes silap mempunyai sisik yang berwarna putih kelabu, seperti tawes biasa, namun sisik yang berwarna putih ini bercampur dengan sisik yang berwarna keperakan, sehngga sulit membedakan ikan tawes silap ini dengan ikan tawes biasa. Seperti halnya ikan tawes bule, ikan tawes silap ini pun jarang ditemukan.
Tawes Kumpay
Seperti halnya ikan mas kumpay, ikan tawes kumpay mempunyai sirip dada dan sirip ekor yang relatif panjang. Ikan ini berwarna putih kelabu dan jarang ditemukan di kolam petani maupun di perairan umum.
Kebiasaan Hidup Ikan Tawes Di Alam
Ikan tawes ini pada alam aslinya merupakan ikan penghuni sungai yang biasanya bearus deras. Ikan ini mempunyai ketahanan hidup diair payau hingga 7 permil. Sebagai buktinya, ikan ini berkembang pesat di cengkareng (jakarta), yang dikenal berair asin sehingga ikan ini sangat cocok ontuk di pelihara diwaduk-waduk, kolam dengan air agak asin, dan sawah. Pada penebaran bibit ikan didaerah jawa tengah, waduk gajah mungkur misalnya, ikan tawes dipilih sebagai ikan yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan biak.
Kebiasaan Makan Ikan Tawes
Banyak orang yang menyangka ikan tawes ini sebagai ikan pemakan segala, ini mungkin dikarenakan ikan ini dapat menerima makanan dalam bentuk apapun. Namun kalau kita telusuri lebih jauh akan ketahuanlah bahwa ikan sungai ini lebih banyak memakan tumbuhan-tumbuhan air seperti hydrilla verticillata Ipresl dan ceratophyllum demersum L, dan lain-lainya.
Ikan dewasa juga sering di temukan memakan daun-daunan tanaman darat seperti daun singkong, rumput-rumputan lunak. Larva memakan alga bersel satu (unicellular) dan Zoo Plankton yang halus. Sedangkan ikan dan benih-benih dan ikan dewasa memakan tumbuhan air, dengan melihat kebiasaan makan bahwa ikan tawes tergolong sebagai herbivora dan bukan omnivore.
Kebiasaan Berkembang Biak
Ikan tawes di kenal sebagai ikan yang mudah berkembang biak di alam, oleh karenanya tidak sulit juga mengembangkanya dikolam pemeliharaanya. Ikan ini dialam pada umumnya berbiak pada awal musim hujan, saat permukaan air naik yang menibulkan rangsangan karena adanya bau tanah, namun demikian ikan ini mudah dikawinkan disetiap saat tanpa mengenal musim dengan terlebih dulu melakukan manipulasi lingkungan.
Dialam ikan ini mulai matang kelamin pada umur yang relatif muda sekitar satu tahun, pada ikan jantan kematangan kelamin terjadi lebih cepat, yaitu sekitar 6-8 bulan. Ikan ini dapat dikembangkan tanpa mengalami kesulitan pada tempat berketinggian tidak lebih dari 1.100 m dari permukaan air lau, namun dari penelitian lebih jauh diperoleh keterangan bahwa ikan ini sangat jika dibiakan pada tempat dngan ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
Jika akan melakukan pemijahan, ikan ini tidak memerlukan alat bantu khusus untuk mempercepat proses pemijahan atau pun untuk melindungi telur-telurnya. Ini dikarenakan ikan tawes mempunyai telur yang bersifat demersal atau melayang didasar kolam. Sama sekali tidak berperekat seperti halnya telur ikan mas, maka bila air kolam tersebut kita gerakan telur ikan tawes yang tengelam di dasar kolam akan kembali melayang. Karena sifat telurnya yang demikian itu, maka untuk pemijahan ikan tawes secara terkontrol yang mempergunakan rangsangan exstra kalenjar hipofisa, telur-telurnya biasanya diteteskan pada corong penetasan yang dilengkapi dengan aliran air dari bawahnya, cara itu tidak lain untuk menjaga agar telur-telur ikan tawes tetap mengapung dan tidak terkumpul didasarnya yang menyebabkan telurnya membusuk.
Memilih Induk Ikan Tawes
Meskipun ikan tawes tersebut sudah diketahui bisa dipijahkan pada umur 6 bulan untuk jantan dan setahun untuk ikan betina, namun sebaiknya mempergunakan induk yang berumur lebih dari sepuluh bulan untuk jantan dan 14 bulan untuk betina. Induk jantan yang di pergunakan untuk pemijahan sebaiknya jangan terlalu tua dan tidak terlalu sering dikawinkan, sebagai batas yang ideal maka sebaiknya induk betina tidak lebih 6 kali perkawinan. Ikan yang sudah tua biasanya berwarna kusam, tidak becahaya sisiknya, selain harus cerah sisiknya pun harus tersusun dengan teratur dan relatif besar, jangan ada cacat pada badanya, sebab dikhawtirkan akan menularkan pada keturunanya. Sebaiknya dipilih induk yang gesit gerakanya yang menandakan badannya sehat.
Selain harus berbadan sehat persyaratan bentuk tubuh pun harus dipenuhi bagi ikan yang akan memasuki kolam pemijahan. Badan dilihat punggunya harus tinggi terlihat kokoh , dan tak terlihat adanya tulang yang bengkok atau cacat pada bagian insang, bentuk kepala membulat dan panjang dengan lubang anus terletak jauh di belakang, ini biasanya terlihat pada induk betina yang sudah matang gonad, ditambah lagi perut betina ini biasaya membulat jika sudah dipenuhi dengan telur, tingkah induk betina yang matang telur biasanya jinak sedangkan induk jantan sebaliknya, gesit, galak, sedikit garang dan terlihat enerjik.
Untuk membedakan induk jantan dan betina ikan tawes selain perbedaan bentuk perut bagi yang sudah matang gonad dapat juga dengan meraba pipi ikan yang akan dijadikan induk. Induk jantan mempunyai pipi yang kasar sedangka induk betina mempunyai pipi yang halus.
Ikan jantan yang telah matang gonad akan mengeluarkan cairan berwarna putih seperti santan yang tidak lain adalah sperma, apabila kita mengurutnya dari arah perut kelubang dubur. Sedangka induk betina yang sudah matang gonad akan menunjukan bentuk badan jelek karena mengembangya perut selain kearah samping juga kearah perlepasan. Selain itu juga pada lubang gental berwarna kmerah-merahan atau terdapat bintik merah sebelah belakangnya. Kalau kita menyepatkan diri untuk meraba perutnya ikan matang kelamin biasanya perutnya kenyal dan tidak mengembang.
Pemijahan Ikan Tawes di Kolam
Seperti kenyataan ikan yang tergolong keluarga cyprinidae, ikan tawes pun memerlukan pemasukan air yang baru dan segar selama proses pemijahan. Selain air baru tersebut kolam yang akan dipergunakan untuk pemijahan harus mendapatkan perlakuan khusus terlebih dahulu ini bertujuan agar pelaksanaan pemijahan dapat berlangsung dengan baik tanpa hambatan.
Seperti telah di singgung di atas, ikan tawes mempunyai telur yang bersifat demersal atau melayang didasar kolam. Maka tidak perlu disediakan alat penempel telur apapun bahan pembuat sarang karena induk ikan tawes ini tidak punya keahlian atau merawat keturunanya. Tetapi bukan berati kita boleh becerobah begitu saja dalam mempersiapkan kolam pemijahan justru disinilah kita ditantang untuk berfikir praktis namun tepat dalam menyediakan tempat pemijahan dengan melihan terlebih dahulu kebiasaan berkembangnya dialam.
Pembuatan Kolam
Membuat sebuah kolam pada jakikatnya adalah membuat suatu pematang yang kokoh, yang mampu menahan masa air yang besar, oleh karena itu faktor tanah yang merupakan bahan baku maupun dasar dari kontruksi kolam yang akan dibuat, haruslah mendapatkan perhatian dalam pembuatan kolam ini.
Untuk mendapatkan kolam yang memenuhi syarat teknis yaitu mudah di isi air dan dikeringkan, haruslah dengan memadukan antara kegiatan pengalian tanah dan penimbunan tanah, kegiatan ini peting dilakukan dan di perhatikan khususnya bagi yang pertama kali akan membangun kolam di pekarangan karena sangat berpengaruh bukan saja dari segi teknis yaitu sesuai tidaknya kolam tersebut, tetapi juga akan menyangkut anggaran pengeluaran yang sia-sia jika terjadi kesalahan. Bayangkan saja jika kita harus mengali tanah sedalam satu meter, ditambah lagi harus membuang tanah ketempat yang jauh, padahal dua kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan seirama, dalam arti kata tanah yang digali hanya separuhnya dengan tambahan penimbunan tanah hasil galian itu sendiri untuk mendapatkan kolam yang sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki ada juga orang yang membuat kolam dengan jalan membangun pematang hasil timbunan tanah yang entah didapat dari mana, tentu saja perkerjaan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikitpadahal itu tidak begitu di butuhkan dalam kegiatan budidaya.
Kontruksi Kolam Pemijahan
Karena selama proses perkawinan harus ada pengantian air atau dengan kata lain pemasukan air baru maka konsetrasi kolam harus ada pintu pemasuk air yang berhubungan langsung dengan saluran permukaan air, dan pintu permukaan air yang juga harus berhubungan dengan saluran pembungan, air yang dipergunakan sedapat mungkin berasal dari saluran pemasukan air, ini dimaksudkan untuk mendapatkan air yang segar dalam arti beum tercemar oleh gas-gas yang tidak dikehendaki dan masih kaya akan oksigen.
Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang dengan luas tidak kurang dari 200 m2. Dasar kolam sebaiknya tidak terlalu berlumpur karena akan menyebabkan telur tidak menetas jika tertutup lumpur, dasar kolam pemijahan dibuatkan kemalir atau saluran tengah yang berukuran lebar 40 cm dan dalam 20 cm, yang menghubungkan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Saluran ini berguna pada saat penangkapan benih nantinya, karena benih dapat berkumpul disaluran ini sehingga mudah mengurusnya, jika kemalir ini tidak beres alamat akan banyak korban berjatuhan pada saat penangkapan benih, kemalir ini harus mengikuti kemiringan kolam yaitu bagian terendah terletak pada pintu pengeluaran air, dasar kemalir hurus sama dengan dasar pintu pengeluaran ini dimaksudkan bila kolam dikeringkan atau pada saat penangkapan benih, air berjalan dengan lancar dan kolam dapat dikeringkan seluhnya tanpa ada air yang tersisa, jika dasar pintu pemasukan terletak lebih tinggi dari dasar kemalir, maka pada waktu penangkapan benih dilakukan akan mengalami gangguan karena benih tidak dapat berkumpul dikemalir.
Persiapan Pemijahan Ikan Tawes
Dalam pesiapan pemijahan berbeda dengan ikan emas yang membutuhkan luas kolam hanya beberapa meter persegi ikan tawes ini membutuhkan kolam yang relatif luas untuk pemijahanya yaitu berkisaran 200-300 m2, harap maklum saja kolam pemijahan ikan tawes ini dipergunakan juga sebagai kolam penetasan dan pedederan atau, lebih tepatnya perawatan benih. Jika kalau diumpamakan kolam pemijahan ikan tawes seperti ini kolam pendederan ikan mas yang dipergunakan untuk mempertemukan induk jantan dan betina. Pengeringan dasar kolam dilakukan selama 2-3 hari namun harus dijaga agar dasar kolam ini akan menyebabkan sebagian telur tawes yang jatuh kedalamnya akan tertutup lumpur, setelah kering air mulai dimasukan pada pagi hari, jika air telah mencapai kedalaman 20 cm, induk sudah boleh dimasukan, namun pemasukan air masih terus dilakukan dan monnik diatur agar ketinggian air tetap 70 cm dibagian pengeluaran dan 40 cm di bagian pemasukan, pintu pemasukan air ini sedapat mungkin ditepatkan agak ketengah kolam mengingat ikan tawes ini punya kebiasaan unik mengejar arus, sehingga sering kali melncat keluar kolam.
Pemijahan Ikan Tawes
Pada jam 16.00 pemasukan air kedalam kolam diperbesar untuk memberikan rangsangan alami pada ikan tawes ini, biasanya pada saat itu induk sudah mulai berkejar-kejaran didalam kolam. Banyaknya induk tawes berdasarkan perbandingan berat, biasanya jumlah induk jantan lebih banyak karena ukuran masih relatif kecil pada saat matang kelaminya.
Jika tidak ada aral melintang dan penyimpangan yang prinsipal maka ikan tawes tersebut akan memulai misinya pada sekitar jam 19.00-22.00 yang biasanya ditandai dengan suara berdengungap seperti indian apache melakukan peryerbuan. Pemijahan ini biasanya terjadi ditepi yang dangkal didepan pintu pemasukan air , ini sangat menguntungkan karena telur yang hanyut keluar kolam dapat dicegah. Namun tidak jarang pemijahan ini terjadi justru didekat pengeluaran air, dan ini yang sangat tidak diharapkan karena sebagian telur akan hanyut terbawa air. Rupanya ikan rawes ini akan memijah di tempat yang dekat dengan bunyi air, untuk menghindarka pemijahan ini ditempat yang tidak diinginkan.
Ikan tawes yang telah selesai memijah tetap di biarkan di dalam kolam pemijahan bersama dengan telur-telurnya, telur ikan tawes ini akan menetas dalam tempo yang relatif singkat sekitar 13 jam, pada suhu antara 24-23oc . penetasan yang relatif singkat ini dimungkinkan karena telur ikan tawes berdinding sangat tipis. Makanan tambahan bagi induk diberikan dedak, daun singkong, kangkung, dan sebagainya. Anak-anak ikan yang sudah bersama –sama induknya tersebut juga diberikan makanan tambahan dedak halus. Dan setelah 25 hari barulah kolam boleh dikeringkan untuk dipanen benihnya. Sedangkan induk-induk ikan dikembalikan kekolam pemeliharaan induk untuk menunggu kematangan telur induk betina sehingga kembali dipijahkan.
Penetasan Telur
Setelah terjadi proses pemijahan pada indukan tawes, proses berikutnya adalah penetasan telur.
Hal-hal yang perlu dicermati pada tahapan penetasan telur yaitu :
§ Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar telur-telur tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga
§ Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di sekitar kolam atau bagian lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu lidi di dasar kolam
§ Pada umumnya, telur ikan tawes menetas semua setelah 2-3 hari
§ Dari ikan hasil penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari
Pemungutan Hasil Benih
Setelah telur ikan menetas semua dan benih berkembang, benih ikan siap berumur 21 har ini siap diangkat. Dalam pengangkatan benih ini perlu diperhatikan hal-hal berikut :
· Sebaikknya proses pemanenan dilakukan pada pagi hari
· Pemanenan dilakuakan dengan cara menyurutkan/mengeringkan kolam
· Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan waring atau seser
· Selanjutnya benih ditampung di hapa yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran air tidak deras
· Benih lersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan atau dijual.
Pendederan
Bibit yang diperoleh selanjutnya dipelihara kembali atau dikenal dengan istilah pendederan.
Ø Mula-mula kolam dikeringkan selama 2-3 hari
Ø Dilakukan perbaikan pematang, pembuatan caren/saluran
Ø Kemudian, dasar kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 sejumlah 10gr/m2 dan pupuk kandang 1 – 1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya.
Ø Setelah kolam dipupuk kemudian diairi setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman 50 cm
Ø Kemudian benih ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2
Ø Pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu – 1 bulan.
Ø Selanjutnya dapat dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.
Dalam pembibitan ikan tawes ini, penjualan bibit ikan dapat dilakuakan dalam beberapa kurun waktu tergantung dari permintaan
Pembesaran Ikan Tawes
Pembesaran ikan tawes biasanya dilakukan dengan menebarkan benih yang berukuran 8 cm dengan kepadatan 3-4 ekor/m2, atau bisa juga dilangsungkan dari pendederan ikan yang berukuran 5 cm . ketinggian air dikolam ini berkisaran antara 40-60 cm dengan aliran air yang stabil dan debit air yang tidak terlalu besar . pembesaran ikan tawes ini dimaksudkan untuk mendapatkan ikan yang berukuran komsumsi dan jika memungkinkan mendapatkan indu-induk tawes baru. Pembesaran biasanya berlangsung cukup panjang yaitu antara 4-6 bulan, makanan tambahan harus diberikan setiap hari misalnya daun singkong, kangkung , dan dedak. Pemberian daun-daunan cukup diberikan dibeberapa tempat, tanpa perlu menyebarkan diseluruh permukaan kolam, sedangkan pemberian makanan dedak dapat disebarkan merata keseluruh kolam. Pemberian makanan ini sebaiknya dilakukan disore dan pagi hari. Ikan-ikan tawes sangat kelihatan sekali rakusnya sedang diberikan makanan tambahan.
Setelah ikan berumur 6 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan atau dijadikan ikan lauk di meja makan, jika produksi ikan tawes meningkat maka jalan penyelamatanya selain sebagian di ambil sebagai induk baru, dapat juga diawetkan sebagai ikan asin yang sangat digemari oleh masyarakat, untuk pemasaran ikan tawes ini tidak begitu susah karena ikan ini sudah lama dikenal oleh masyarakat dan cukup banyak peminatnya.
DARTAR PUSTAKA
http. Kontruksi Kolam Budidaya Ikan Tawes. Com. Pdf. Di Ungah Pada Tanggal 5 Oktber 2011. Pekanbaru Tehnik Budidaya Ikan air Tawar Dipekarangan. Com.
SUSANTO, HERU. Budidaya ikan di pekarangan. Jakarta: penebar Swadaya, 2003.150 Hal.
WWW. Budidaya Ikan Air Tawar. Com. Pdf, Di Akses Pada tanggal 8 Oktober 2011. Pekanbaru
WWW. Usaha Budidaya Dipekarangan Rumah. Com. Di Akses Pada Tanggal 8 Oktober 2011. Pekanbaru
http://nardy-nardi.blogspot.com/2011/12/budidaya-ikan-tawes-diperkarangan.html
Nama daerah dari ikan tawes ini adalah wader atau putihan, selama ini nama spesiesnya puntius javanicus dan puntius goniotatus, dan masuk dalam genus puntius.
Gambar 1. Ikan Tawes
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius javanicus
Ikan ini memiliki ciri-ciri, badan memanjang, pipih kesamping (kopressed), bentuk punggung merupakan busur, tinggi badan 1 : 2,4 - 2,6 kali panjang standar. Mocong runcing, mulut terletak di ujung terminal (tengah) kecil dan mempunyai dua pasang sungut yang sangat kecil.
Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis rusuk yang kesepuluh sirip punggung berbentuk seperti jari-jari. Sirip dubur bercagak, permulaan sirip ini berhadapan dengan sisik line lateralis ke-19, sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sisik garis rusuk (line lateralis) berjumlah 29-31.
Sisik berwana putih keperak-perakan, di bagian punggungya warna lebih gelap sedangkan dibagian perut berwarna lebih putih, dasar sisik kelabu sampai gelap.
Minimal ada 4 jenis ikan tawes yang pernah ditemukan diperairan, meskipun masih ada beberapa diantaranya yang sulit ditemukan karena populasinya tidak begitu banyak, selain jarang masyarakat yang membudidayakanya, kehadiranya atau keberadaanya sering di abaikan. Namun ada juga jenis-jenis yang sudah sangat umum dan banyak ditemukan diperairan karena juga sudah bisa dibudidayakan oleh masyarakat. Malah jenis-jenis inilah yang menjadi bentu umum ikan tawes.
Adapun keempat jenis ikan tawes tersebut dapat disebutkan antara lain:
Tawes Biasa
Ikan ini memiliki sisik yang berwarna kelabu dan sudah menjadi bentuk umum dari tawes yang yang sering di budidayakan di masyarakat. Tawes ini dengan mudah ditemukan pada para petani ikan diseluruh Indonesia, misalnya, jakarta, jawa barat, jawa tengah,(Ngrajek,Muntilan), dan lain-lain tempat.
Tawes Bule
Ikan ini memiliki sisik albino, dan jarang terdapat diperairan umum maupun dikolam-kolam masyarakat, namun ikan ini diduga mulai ada sejak tahun 1936.
Tawes Silap
Tawes silap mempunyai sisik yang berwarna putih kelabu, seperti tawes biasa, namun sisik yang berwarna putih ini bercampur dengan sisik yang berwarna keperakan, sehngga sulit membedakan ikan tawes silap ini dengan ikan tawes biasa. Seperti halnya ikan tawes bule, ikan tawes silap ini pun jarang ditemukan.
Tawes Kumpay
Seperti halnya ikan mas kumpay, ikan tawes kumpay mempunyai sirip dada dan sirip ekor yang relatif panjang. Ikan ini berwarna putih kelabu dan jarang ditemukan di kolam petani maupun di perairan umum.
Kebiasaan Hidup Ikan Tawes Di Alam
Ikan tawes ini pada alam aslinya merupakan ikan penghuni sungai yang biasanya bearus deras. Ikan ini mempunyai ketahanan hidup diair payau hingga 7 permil. Sebagai buktinya, ikan ini berkembang pesat di cengkareng (jakarta), yang dikenal berair asin sehingga ikan ini sangat cocok ontuk di pelihara diwaduk-waduk, kolam dengan air agak asin, dan sawah. Pada penebaran bibit ikan didaerah jawa tengah, waduk gajah mungkur misalnya, ikan tawes dipilih sebagai ikan yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan biak.
Kebiasaan Makan Ikan Tawes
Banyak orang yang menyangka ikan tawes ini sebagai ikan pemakan segala, ini mungkin dikarenakan ikan ini dapat menerima makanan dalam bentuk apapun. Namun kalau kita telusuri lebih jauh akan ketahuanlah bahwa ikan sungai ini lebih banyak memakan tumbuhan-tumbuhan air seperti hydrilla verticillata Ipresl dan ceratophyllum demersum L, dan lain-lainya.
Ikan dewasa juga sering di temukan memakan daun-daunan tanaman darat seperti daun singkong, rumput-rumputan lunak. Larva memakan alga bersel satu (unicellular) dan Zoo Plankton yang halus. Sedangkan ikan dan benih-benih dan ikan dewasa memakan tumbuhan air, dengan melihat kebiasaan makan bahwa ikan tawes tergolong sebagai herbivora dan bukan omnivore.
Kebiasaan Berkembang Biak
Ikan tawes di kenal sebagai ikan yang mudah berkembang biak di alam, oleh karenanya tidak sulit juga mengembangkanya dikolam pemeliharaanya. Ikan ini dialam pada umumnya berbiak pada awal musim hujan, saat permukaan air naik yang menibulkan rangsangan karena adanya bau tanah, namun demikian ikan ini mudah dikawinkan disetiap saat tanpa mengenal musim dengan terlebih dulu melakukan manipulasi lingkungan.
Dialam ikan ini mulai matang kelamin pada umur yang relatif muda sekitar satu tahun, pada ikan jantan kematangan kelamin terjadi lebih cepat, yaitu sekitar 6-8 bulan. Ikan ini dapat dikembangkan tanpa mengalami kesulitan pada tempat berketinggian tidak lebih dari 1.100 m dari permukaan air lau, namun dari penelitian lebih jauh diperoleh keterangan bahwa ikan ini sangat jika dibiakan pada tempat dngan ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
Jika akan melakukan pemijahan, ikan ini tidak memerlukan alat bantu khusus untuk mempercepat proses pemijahan atau pun untuk melindungi telur-telurnya. Ini dikarenakan ikan tawes mempunyai telur yang bersifat demersal atau melayang didasar kolam. Sama sekali tidak berperekat seperti halnya telur ikan mas, maka bila air kolam tersebut kita gerakan telur ikan tawes yang tengelam di dasar kolam akan kembali melayang. Karena sifat telurnya yang demikian itu, maka untuk pemijahan ikan tawes secara terkontrol yang mempergunakan rangsangan exstra kalenjar hipofisa, telur-telurnya biasanya diteteskan pada corong penetasan yang dilengkapi dengan aliran air dari bawahnya, cara itu tidak lain untuk menjaga agar telur-telur ikan tawes tetap mengapung dan tidak terkumpul didasarnya yang menyebabkan telurnya membusuk.
Memilih Induk Ikan Tawes
Meskipun ikan tawes tersebut sudah diketahui bisa dipijahkan pada umur 6 bulan untuk jantan dan setahun untuk ikan betina, namun sebaiknya mempergunakan induk yang berumur lebih dari sepuluh bulan untuk jantan dan 14 bulan untuk betina. Induk jantan yang di pergunakan untuk pemijahan sebaiknya jangan terlalu tua dan tidak terlalu sering dikawinkan, sebagai batas yang ideal maka sebaiknya induk betina tidak lebih 6 kali perkawinan. Ikan yang sudah tua biasanya berwarna kusam, tidak becahaya sisiknya, selain harus cerah sisiknya pun harus tersusun dengan teratur dan relatif besar, jangan ada cacat pada badanya, sebab dikhawtirkan akan menularkan pada keturunanya. Sebaiknya dipilih induk yang gesit gerakanya yang menandakan badannya sehat.
Selain harus berbadan sehat persyaratan bentuk tubuh pun harus dipenuhi bagi ikan yang akan memasuki kolam pemijahan. Badan dilihat punggunya harus tinggi terlihat kokoh , dan tak terlihat adanya tulang yang bengkok atau cacat pada bagian insang, bentuk kepala membulat dan panjang dengan lubang anus terletak jauh di belakang, ini biasanya terlihat pada induk betina yang sudah matang gonad, ditambah lagi perut betina ini biasaya membulat jika sudah dipenuhi dengan telur, tingkah induk betina yang matang telur biasanya jinak sedangkan induk jantan sebaliknya, gesit, galak, sedikit garang dan terlihat enerjik.
Untuk membedakan induk jantan dan betina ikan tawes selain perbedaan bentuk perut bagi yang sudah matang gonad dapat juga dengan meraba pipi ikan yang akan dijadikan induk. Induk jantan mempunyai pipi yang kasar sedangka induk betina mempunyai pipi yang halus.
Ikan jantan yang telah matang gonad akan mengeluarkan cairan berwarna putih seperti santan yang tidak lain adalah sperma, apabila kita mengurutnya dari arah perut kelubang dubur. Sedangka induk betina yang sudah matang gonad akan menunjukan bentuk badan jelek karena mengembangya perut selain kearah samping juga kearah perlepasan. Selain itu juga pada lubang gental berwarna kmerah-merahan atau terdapat bintik merah sebelah belakangnya. Kalau kita menyepatkan diri untuk meraba perutnya ikan matang kelamin biasanya perutnya kenyal dan tidak mengembang.
Pemijahan Ikan Tawes di Kolam
Seperti kenyataan ikan yang tergolong keluarga cyprinidae, ikan tawes pun memerlukan pemasukan air yang baru dan segar selama proses pemijahan. Selain air baru tersebut kolam yang akan dipergunakan untuk pemijahan harus mendapatkan perlakuan khusus terlebih dahulu ini bertujuan agar pelaksanaan pemijahan dapat berlangsung dengan baik tanpa hambatan.
Seperti telah di singgung di atas, ikan tawes mempunyai telur yang bersifat demersal atau melayang didasar kolam. Maka tidak perlu disediakan alat penempel telur apapun bahan pembuat sarang karena induk ikan tawes ini tidak punya keahlian atau merawat keturunanya. Tetapi bukan berati kita boleh becerobah begitu saja dalam mempersiapkan kolam pemijahan justru disinilah kita ditantang untuk berfikir praktis namun tepat dalam menyediakan tempat pemijahan dengan melihan terlebih dahulu kebiasaan berkembangnya dialam.
Pembuatan Kolam
Membuat sebuah kolam pada jakikatnya adalah membuat suatu pematang yang kokoh, yang mampu menahan masa air yang besar, oleh karena itu faktor tanah yang merupakan bahan baku maupun dasar dari kontruksi kolam yang akan dibuat, haruslah mendapatkan perhatian dalam pembuatan kolam ini.
Untuk mendapatkan kolam yang memenuhi syarat teknis yaitu mudah di isi air dan dikeringkan, haruslah dengan memadukan antara kegiatan pengalian tanah dan penimbunan tanah, kegiatan ini peting dilakukan dan di perhatikan khususnya bagi yang pertama kali akan membangun kolam di pekarangan karena sangat berpengaruh bukan saja dari segi teknis yaitu sesuai tidaknya kolam tersebut, tetapi juga akan menyangkut anggaran pengeluaran yang sia-sia jika terjadi kesalahan. Bayangkan saja jika kita harus mengali tanah sedalam satu meter, ditambah lagi harus membuang tanah ketempat yang jauh, padahal dua kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan seirama, dalam arti kata tanah yang digali hanya separuhnya dengan tambahan penimbunan tanah hasil galian itu sendiri untuk mendapatkan kolam yang sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki ada juga orang yang membuat kolam dengan jalan membangun pematang hasil timbunan tanah yang entah didapat dari mana, tentu saja perkerjaan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikitpadahal itu tidak begitu di butuhkan dalam kegiatan budidaya.
Kontruksi Kolam Pemijahan
Karena selama proses perkawinan harus ada pengantian air atau dengan kata lain pemasukan air baru maka konsetrasi kolam harus ada pintu pemasuk air yang berhubungan langsung dengan saluran permukaan air, dan pintu permukaan air yang juga harus berhubungan dengan saluran pembungan, air yang dipergunakan sedapat mungkin berasal dari saluran pemasukan air, ini dimaksudkan untuk mendapatkan air yang segar dalam arti beum tercemar oleh gas-gas yang tidak dikehendaki dan masih kaya akan oksigen.
Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang dengan luas tidak kurang dari 200 m2. Dasar kolam sebaiknya tidak terlalu berlumpur karena akan menyebabkan telur tidak menetas jika tertutup lumpur, dasar kolam pemijahan dibuatkan kemalir atau saluran tengah yang berukuran lebar 40 cm dan dalam 20 cm, yang menghubungkan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Saluran ini berguna pada saat penangkapan benih nantinya, karena benih dapat berkumpul disaluran ini sehingga mudah mengurusnya, jika kemalir ini tidak beres alamat akan banyak korban berjatuhan pada saat penangkapan benih, kemalir ini harus mengikuti kemiringan kolam yaitu bagian terendah terletak pada pintu pengeluaran air, dasar kemalir hurus sama dengan dasar pintu pengeluaran ini dimaksudkan bila kolam dikeringkan atau pada saat penangkapan benih, air berjalan dengan lancar dan kolam dapat dikeringkan seluhnya tanpa ada air yang tersisa, jika dasar pintu pemasukan terletak lebih tinggi dari dasar kemalir, maka pada waktu penangkapan benih dilakukan akan mengalami gangguan karena benih tidak dapat berkumpul dikemalir.
Persiapan Pemijahan Ikan Tawes
Dalam pesiapan pemijahan berbeda dengan ikan emas yang membutuhkan luas kolam hanya beberapa meter persegi ikan tawes ini membutuhkan kolam yang relatif luas untuk pemijahanya yaitu berkisaran 200-300 m2, harap maklum saja kolam pemijahan ikan tawes ini dipergunakan juga sebagai kolam penetasan dan pedederan atau, lebih tepatnya perawatan benih. Jika kalau diumpamakan kolam pemijahan ikan tawes seperti ini kolam pendederan ikan mas yang dipergunakan untuk mempertemukan induk jantan dan betina. Pengeringan dasar kolam dilakukan selama 2-3 hari namun harus dijaga agar dasar kolam ini akan menyebabkan sebagian telur tawes yang jatuh kedalamnya akan tertutup lumpur, setelah kering air mulai dimasukan pada pagi hari, jika air telah mencapai kedalaman 20 cm, induk sudah boleh dimasukan, namun pemasukan air masih terus dilakukan dan monnik diatur agar ketinggian air tetap 70 cm dibagian pengeluaran dan 40 cm di bagian pemasukan, pintu pemasukan air ini sedapat mungkin ditepatkan agak ketengah kolam mengingat ikan tawes ini punya kebiasaan unik mengejar arus, sehingga sering kali melncat keluar kolam.
Pemijahan Ikan Tawes
Pada jam 16.00 pemasukan air kedalam kolam diperbesar untuk memberikan rangsangan alami pada ikan tawes ini, biasanya pada saat itu induk sudah mulai berkejar-kejaran didalam kolam. Banyaknya induk tawes berdasarkan perbandingan berat, biasanya jumlah induk jantan lebih banyak karena ukuran masih relatif kecil pada saat matang kelaminya.
Jika tidak ada aral melintang dan penyimpangan yang prinsipal maka ikan tawes tersebut akan memulai misinya pada sekitar jam 19.00-22.00 yang biasanya ditandai dengan suara berdengungap seperti indian apache melakukan peryerbuan. Pemijahan ini biasanya terjadi ditepi yang dangkal didepan pintu pemasukan air , ini sangat menguntungkan karena telur yang hanyut keluar kolam dapat dicegah. Namun tidak jarang pemijahan ini terjadi justru didekat pengeluaran air, dan ini yang sangat tidak diharapkan karena sebagian telur akan hanyut terbawa air. Rupanya ikan rawes ini akan memijah di tempat yang dekat dengan bunyi air, untuk menghindarka pemijahan ini ditempat yang tidak diinginkan.
Ikan tawes yang telah selesai memijah tetap di biarkan di dalam kolam pemijahan bersama dengan telur-telurnya, telur ikan tawes ini akan menetas dalam tempo yang relatif singkat sekitar 13 jam, pada suhu antara 24-23oc . penetasan yang relatif singkat ini dimungkinkan karena telur ikan tawes berdinding sangat tipis. Makanan tambahan bagi induk diberikan dedak, daun singkong, kangkung, dan sebagainya. Anak-anak ikan yang sudah bersama –sama induknya tersebut juga diberikan makanan tambahan dedak halus. Dan setelah 25 hari barulah kolam boleh dikeringkan untuk dipanen benihnya. Sedangkan induk-induk ikan dikembalikan kekolam pemeliharaan induk untuk menunggu kematangan telur induk betina sehingga kembali dipijahkan.
Penetasan Telur
Setelah terjadi proses pemijahan pada indukan tawes, proses berikutnya adalah penetasan telur.
Hal-hal yang perlu dicermati pada tahapan penetasan telur yaitu :
§ Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar telur-telur tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga
§ Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di sekitar kolam atau bagian lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu lidi di dasar kolam
§ Pada umumnya, telur ikan tawes menetas semua setelah 2-3 hari
§ Dari ikan hasil penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari
Pemungutan Hasil Benih
Setelah telur ikan menetas semua dan benih berkembang, benih ikan siap berumur 21 har ini siap diangkat. Dalam pengangkatan benih ini perlu diperhatikan hal-hal berikut :
· Sebaikknya proses pemanenan dilakukan pada pagi hari
· Pemanenan dilakuakan dengan cara menyurutkan/mengeringkan kolam
· Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan waring atau seser
· Selanjutnya benih ditampung di hapa yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran air tidak deras
· Benih lersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan atau dijual.
Pendederan
Bibit yang diperoleh selanjutnya dipelihara kembali atau dikenal dengan istilah pendederan.
Ø Mula-mula kolam dikeringkan selama 2-3 hari
Ø Dilakukan perbaikan pematang, pembuatan caren/saluran
Ø Kemudian, dasar kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 sejumlah 10gr/m2 dan pupuk kandang 1 – 1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya.
Ø Setelah kolam dipupuk kemudian diairi setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman 50 cm
Ø Kemudian benih ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2
Ø Pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu – 1 bulan.
Ø Selanjutnya dapat dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.
Dalam pembibitan ikan tawes ini, penjualan bibit ikan dapat dilakuakan dalam beberapa kurun waktu tergantung dari permintaan
Pembesaran Ikan Tawes
Pembesaran ikan tawes biasanya dilakukan dengan menebarkan benih yang berukuran 8 cm dengan kepadatan 3-4 ekor/m2, atau bisa juga dilangsungkan dari pendederan ikan yang berukuran 5 cm . ketinggian air dikolam ini berkisaran antara 40-60 cm dengan aliran air yang stabil dan debit air yang tidak terlalu besar . pembesaran ikan tawes ini dimaksudkan untuk mendapatkan ikan yang berukuran komsumsi dan jika memungkinkan mendapatkan indu-induk tawes baru. Pembesaran biasanya berlangsung cukup panjang yaitu antara 4-6 bulan, makanan tambahan harus diberikan setiap hari misalnya daun singkong, kangkung , dan dedak. Pemberian daun-daunan cukup diberikan dibeberapa tempat, tanpa perlu menyebarkan diseluruh permukaan kolam, sedangkan pemberian makanan dedak dapat disebarkan merata keseluruh kolam. Pemberian makanan ini sebaiknya dilakukan disore dan pagi hari. Ikan-ikan tawes sangat kelihatan sekali rakusnya sedang diberikan makanan tambahan.
Setelah ikan berumur 6 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan atau dijadikan ikan lauk di meja makan, jika produksi ikan tawes meningkat maka jalan penyelamatanya selain sebagian di ambil sebagai induk baru, dapat juga diawetkan sebagai ikan asin yang sangat digemari oleh masyarakat, untuk pemasaran ikan tawes ini tidak begitu susah karena ikan ini sudah lama dikenal oleh masyarakat dan cukup banyak peminatnya.
DARTAR PUSTAKA
http. Kontruksi Kolam Budidaya Ikan Tawes. Com. Pdf. Di Ungah Pada Tanggal 5 Oktber 2011. Pekanbaru Tehnik Budidaya Ikan air Tawar Dipekarangan. Com.
SUSANTO, HERU. Budidaya ikan di pekarangan. Jakarta: penebar Swadaya, 2003.150 Hal.
WWW. Budidaya Ikan Air Tawar. Com. Pdf, Di Akses Pada tanggal 8 Oktober 2011. Pekanbaru
WWW. Usaha Budidaya Dipekarangan Rumah. Com. Di Akses Pada Tanggal 8 Oktober 2011. Pekanbaru
http://nardy-nardi.blogspot.com/2011/12/budidaya-ikan-tawes-diperkarangan.html
0 comments:
Post a Comment