Peluang Investasi Budidaya Kerapu Skala Kecil
Latar Belakang
Ikan kerapu (Groupers) merupakan salah satu jenis ikan laut bernilai ekonomis tinggi yang terdapat di perairan Indonesia. Tingginya harga komoditas ini juga karena ketersediaannya di alam bebas mulai berkurang. Di Indonesia, dewasa ini kegiatan perikanan ikan kerapu semakin digalakkan sejalan dengan bertambahnya permintaan ikan kerapu, baik untuk memenuhi dalam negeri khusunya dalam melayani permintaan hotel-hotel dan restoran bertaraf internasional, maupun sebagai komoditas ekspor yang akhir-akhir ini semakin besar permintaannya dalam bentuk hidup. Negara tujuan ekspor kerapu adalah Hongkong, Taiwan, China, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, Filipina, USA, Australia, Singapura, Malyssia dan Perancis (Anonim, 2011).
Sedikitnya ada tiga alasan mengapa ikan kerapu perlu dikembangkan sebagai komoditas unggulan di Indonesia yaitu :
Alasan tersebut menunjukkan bahwa betapa pentingnya pengembangan perikanan ikan kerapu yang nantinya diharapkan tidak hanya memberikan dampak terhadap sektor perikanan secara luas mel;ainkan juga terhadap pengembangan wilayah, pariwisata dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai tindak lanjut dari tekad tersebut maka pengembangan ikan kerapu melalui budidayanya merupakan bisnis yang menjanjikan.
Berbudidaya Ikan Kerapu
Beberapa jenis ikan kerapu alam di Indonesia adalah: kerapu tikus/bebek, kerapu pasir, kerapu macan, kerapu lumpur, kerapu sunu, kerapu kertang. Setiap ikan kerapu memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda. Saat ini telah dikembangkan beberapa jenis kerapu hibrida hasil dari perkawinan silang dari dua atau lebih jenis kerapu, hal ini bertujuan untuk meciptakan ikan kerapu jenis baru yang memiliki keunggulan dan dapat dibudidayakan di keramba jaring apung.
Ikan kerapu alam dan hibrida yang marak dibudidayakan di Indonesia adalah: kerapu lumpur, kerapu tikus/bebek, kerapu macan, kerapu cantik (persilangan kerapu macan dan tikus), kerapu cantang (persilangan kerapu macan dan kertang), kerapu sirtang (persilangan kerapu pasir dan cantang).
Dari enam jenis kerapu yang dibudidayakan, kerapu cantang dan kerapu cantik lah yang dominan. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki masa budidaya yang relative pendek, sehingga dirasa lebih menguntungkan bagi pembudidaya ikan kerapu di KJA.
Di Kabupaten SItubondo, Jawa Timur, tercatat ada sekitar 43 pembudidaya ikan kerapu dan terdapat sedikitnya 4000 lobang produksi di keramba jarring apung. Sehingga Kabupaten SItubondo saat ini telah dikenal sebagai penghasil kerapu terbanyak di Indonesia.
Hal ini diperkuat dengan adanya pengembangan bibit ikan kerapu secara massal oleh BBAP Kabupaten Situbondo.
Investasi
Ada dua biaya utama yang dibutuhkan untuk berbudidaya ikan kerapu di keramba jarring apung, pertama yaitu biaya pembuatan keramba jarring apung. idealnya sebuah keramba jarring apung harus memiliki rumah jaga. Selain sebagai tempat berlindung penjaga KJA, rumah jaga juga dapat berfungsi untuk tempat menyimpan peralatan operasional budidaya. Masa manfaat dari KJA ini adalah sekitar 5 tahun.
Berikut perkiraan biaya pembuatan keramba jaring apung, dengan 16 lobang produksi dan 1 rumah jaga.
Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai penyusutan KJA pertahunnya adalah 20% dari Rp 58.220.000,-. Atau sebesar Rp11.644.000,-
Kedua,merupakan biaya variable yang terdiri dari biaya operasional budidaya. Berikut perkiraan biaya operasional budidaya ikan kerapu Cantang dalam 1 siklus dengan asumsi: ukuran bibit ikan adalah 12 cm, ikan dipanen pada ukuran 0,65 kg, durasi budidaya yang dibutuhkan hanya 6 bulan, proses budidaya dilakukan sendiri, sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk membayar karyawan, jaga malam di keramba dilakukan oleh 1 orang dan di bayar secara bulanan.
Pendapatan
Secara sederhana, perkiraan hasil yang diperoleh dari budidaya ikan kerapu Cantang, dengan asumsi tingkat kematian ikan sebesar 30% , harga jual ikan per kilogram sebesar Rp 95.000,- dan ukuran ikan saat panen adalah 0,65 kg per ekor, adalah sebagai berikut :
Sumber:
http://www.upacaya.com/project/peluang-investasi-budidaya-kerapu-skala-kecil/
Ikan kerapu (Groupers) merupakan salah satu jenis ikan laut bernilai ekonomis tinggi yang terdapat di perairan Indonesia. Tingginya harga komoditas ini juga karena ketersediaannya di alam bebas mulai berkurang. Di Indonesia, dewasa ini kegiatan perikanan ikan kerapu semakin digalakkan sejalan dengan bertambahnya permintaan ikan kerapu, baik untuk memenuhi dalam negeri khusunya dalam melayani permintaan hotel-hotel dan restoran bertaraf internasional, maupun sebagai komoditas ekspor yang akhir-akhir ini semakin besar permintaannya dalam bentuk hidup. Negara tujuan ekspor kerapu adalah Hongkong, Taiwan, China, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, Filipina, USA, Australia, Singapura, Malyssia dan Perancis (Anonim, 2011).
Sedikitnya ada tiga alasan mengapa ikan kerapu perlu dikembangkan sebagai komoditas unggulan di Indonesia yaitu :
- Kerapu merupakan komoditi perikanan yang memiliki peluang ekspor yang sangat menarik yang selama ini belum dimamfaatkan secara penuh.
- Pertumbuhan bisnis kerapu secara keselurtuhan diharapkan akan membawa dampak peningkatan devisa Negara dan kesejahteraan lapisan bawah masyarakat yang hidup dengan mata pencarian bidang perikanan.
- Modernisasi penangkapan dan budidaya ikan kerapu akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan laut khususnya rusaknya terumbu karang.
Alasan tersebut menunjukkan bahwa betapa pentingnya pengembangan perikanan ikan kerapu yang nantinya diharapkan tidak hanya memberikan dampak terhadap sektor perikanan secara luas mel;ainkan juga terhadap pengembangan wilayah, pariwisata dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai tindak lanjut dari tekad tersebut maka pengembangan ikan kerapu melalui budidayanya merupakan bisnis yang menjanjikan.
Berbudidaya Ikan Kerapu
Beberapa jenis ikan kerapu alam di Indonesia adalah: kerapu tikus/bebek, kerapu pasir, kerapu macan, kerapu lumpur, kerapu sunu, kerapu kertang. Setiap ikan kerapu memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda. Saat ini telah dikembangkan beberapa jenis kerapu hibrida hasil dari perkawinan silang dari dua atau lebih jenis kerapu, hal ini bertujuan untuk meciptakan ikan kerapu jenis baru yang memiliki keunggulan dan dapat dibudidayakan di keramba jaring apung.
Ikan kerapu alam dan hibrida yang marak dibudidayakan di Indonesia adalah: kerapu lumpur, kerapu tikus/bebek, kerapu macan, kerapu cantik (persilangan kerapu macan dan tikus), kerapu cantang (persilangan kerapu macan dan kertang), kerapu sirtang (persilangan kerapu pasir dan cantang).
Dari enam jenis kerapu yang dibudidayakan, kerapu cantang dan kerapu cantik lah yang dominan. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki masa budidaya yang relative pendek, sehingga dirasa lebih menguntungkan bagi pembudidaya ikan kerapu di KJA.
Di Kabupaten SItubondo, Jawa Timur, tercatat ada sekitar 43 pembudidaya ikan kerapu dan terdapat sedikitnya 4000 lobang produksi di keramba jarring apung. Sehingga Kabupaten SItubondo saat ini telah dikenal sebagai penghasil kerapu terbanyak di Indonesia.
Hal ini diperkuat dengan adanya pengembangan bibit ikan kerapu secara massal oleh BBAP Kabupaten Situbondo.
Investasi
Ada dua biaya utama yang dibutuhkan untuk berbudidaya ikan kerapu di keramba jarring apung, pertama yaitu biaya pembuatan keramba jarring apung. idealnya sebuah keramba jarring apung harus memiliki rumah jaga. Selain sebagai tempat berlindung penjaga KJA, rumah jaga juga dapat berfungsi untuk tempat menyimpan peralatan operasional budidaya. Masa manfaat dari KJA ini adalah sekitar 5 tahun.
Berikut perkiraan biaya pembuatan keramba jaring apung, dengan 16 lobang produksi dan 1 rumah jaga.
Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai penyusutan KJA pertahunnya adalah 20% dari Rp 58.220.000,-. Atau sebesar Rp11.644.000,-
Kedua,merupakan biaya variable yang terdiri dari biaya operasional budidaya. Berikut perkiraan biaya operasional budidaya ikan kerapu Cantang dalam 1 siklus dengan asumsi: ukuran bibit ikan adalah 12 cm, ikan dipanen pada ukuran 0,65 kg, durasi budidaya yang dibutuhkan hanya 6 bulan, proses budidaya dilakukan sendiri, sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk membayar karyawan, jaga malam di keramba dilakukan oleh 1 orang dan di bayar secara bulanan.
Pendapatan
Secara sederhana, perkiraan hasil yang diperoleh dari budidaya ikan kerapu Cantang, dengan asumsi tingkat kematian ikan sebesar 30% , harga jual ikan per kilogram sebesar Rp 95.000,- dan ukuran ikan saat panen adalah 0,65 kg per ekor, adalah sebagai berikut :
Sumber:
http://www.upacaya.com/project/peluang-investasi-budidaya-kerapu-skala-kecil/
0 comments:
Post a Comment