Ekobiologi Ikan Baronang
Salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia adalah ikan Baronang (Siganus sp.). Ikan Baronang di Indonesia secara umum ada ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus), Baronang tompel (Siganus guttatus) dan Baronang angin (Siganus javus). Dari ketiga jenis itu yang paling sering dijumpai adalah Baronang susu (Siganus canaliculatus). Selain itu ada juga ikan Baronang lada (Siganus stellatus), Baronang batik (Siganus vermiculatus), Baronang kalung (Siganus virgatus), Baronang kunyit, dan lain-lain. Namun, lantaran populasinya sudah langka, jenis-jenis terakhir ini sudah sangat jarang ditemui.
Penyebaran Ikan Baronang
Distribusi adalah suatu proses atau peristiwa penyebaran atau perpindahan organisme (ikan) pada suatu tempat ke tempat lain pada waktu tertentu. Secara teoritis bahwa ikan dan binatang lainnya berasal dari suatu “daerah tertentu” pada salah satu tempat di belahan bumi kita ini. Dari daerah tertentu tersebut ikan-ikan menyebar ke seluruh bagian Bumi, baik secara aktif maupun pasif.
Seperti yang kita ketahui bahwa 70% dari permukaan bumi ini tertutupi oleh air, sehingga tidak mengherankan jika ditemukan berbagai jenis, morfologi, serta habitat pada ikan. Ikan-ikan dapat ditemukan di berbagai tempat dan habitat yang berbeda dengan jenis yang berbeda pula.
Penyebaran ikan beronang ini cukup luas, tetapi penyebaran setiap spesies sangat terbatas. Seperti yang terdapat di LON LIPI, daerah penyebaran spesies ikan Baronang adalah sebagai berikut:
a. Siganus guttatus atau Ikan baronang tompel, penyebarannya di :
Sumatera : Sibolga, Bengkulu, Padang, Deli;
Jawa : P. Seribu, Cirebon, Balay, Surabaya;
Kalimantan : Balik Papan;
Sulawesi : Ujung Pandang, Bajo, Manado, Selayar;
Maluku : Seram, P. Obo, Ternate, Ambon, dsb.
b. Siganus canaliculatus, atau Ikan baronang susu, penyebarannya di :
Sumatera : Sibolga, Padang;
Jawa : Ujung Kulon, Teluk Banten, P. Seribu;
Maluku : Ternate, Bacan.
c. Siganus javus, atau Ikan baronang angin, penyebarannya di :
Sumatera : Deli, Sibolga, Bengkulu, Bangka, Belitung;
Jawa : Jakarta, Cirebon, Semarang, Jepara, Surabaya, Pasuruan, Madura;
Kalimantan : Stagen, Balik Papan;
Sulawesi : Ujung Pandang, Bajo.
Morfologi Ikan Baronang
Ikan Baronang (Siganus sp.) merupakan anggota famili Siganidae yang mempunyai badan pipih dan mulut kecil yang posisinya terminal. Rahang ikan ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang kecil. Ikan ini memiliki sirip punggung yang terdiri dari 13 duri keras dan 10 duri lunak. Duri-duri ikan ini dilengkapi oleh kelenjar racun pada ujung siripnya sehingga orang akan merasa sakit jika tertusuk oleh duri tersebut. Tubuh bagian atas ikan ini bewarna keabu-abuan, sedangkan dada dan perutnya berwarna putih atau perak.
Ikan Baronang juga merupakan salah satu ikan yang memiliki bentuk ekor yang homocercal, dimana bentuk ekornya simetris dan seimbang.
Kebiasaan Makan
Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Dilihat dari hasil pembedahan ikan ini, ditemukan bahwa ikan Baronang memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai permukaan yang luas. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang panjang tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil pencernaan makanan secara maksimal.
Ikan Baronang ada juga yang terkadang memakan makanan yang hewani, misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang terkadang mau memakan umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami juga tidak terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan. Hal ini juga membenarkan apa yang dikatakan oleh Mayunar (2002), bahwa ikan Baronang mampu memakan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Reproduksi Ikan Baronang
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Umumnya, ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air.
Induk jantan Siganus javus mulai matang kelamin pada ukuran panjang 27,0-36,6 cm dan berat 650-800 gram, sedangkan ikan-ikan jantan dan betina Siganus canaliculatus telah matang kelamin pada ukuran masing-masing 18,6 cm dan 22 cm. Pematangan gonad dan pemijahan secara alami induk ikan Baronang dapat terjadi di lingkungan air laut dengan salinitas 28-30 ppm dan suhu antara 23-32 derajat Celcius. Pematangan tersebut terjadi sepanjang tahun.
Untuk membedakan kelamin ikan jantan dan betina, kita dapat memperhatikan gambar berikut,
Penutup
Ikan Baronang merupakan salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia. Ikan ini begitu banyak diminati oleh konsumen karena ikan ini memiliki daging yang gurih dan bernilai gizi yang lumayan tinggi.
Penyebaran ikan Baronang cukup luas dan ada hampir di seluruh wilayah perairan laut Indonesia. Hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan laut yang luas.
Ikan Baronang memiliki mulut yang kecil, gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halus yang panjang dan permukaannya luas yang membuat ikan ini tergolong sebagai ikan herbivora. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang juga mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Ikan Baronang bereproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air.
Ikan Baronang memiliki kelenjar racun pada sirip punggungnya. Meskipun racunnya tidak terlalu berakibat fatal, rasa sakit saat terkena duri ikan ini mampu mengganggu aktivitas tidur kita di malam hari.
Sumber :
http://benjuud.blogspot.com/2013/12/ekobiologi-ikan-baronang.html
Penyebaran Ikan Baronang
Distribusi adalah suatu proses atau peristiwa penyebaran atau perpindahan organisme (ikan) pada suatu tempat ke tempat lain pada waktu tertentu. Secara teoritis bahwa ikan dan binatang lainnya berasal dari suatu “daerah tertentu” pada salah satu tempat di belahan bumi kita ini. Dari daerah tertentu tersebut ikan-ikan menyebar ke seluruh bagian Bumi, baik secara aktif maupun pasif.
Seperti yang kita ketahui bahwa 70% dari permukaan bumi ini tertutupi oleh air, sehingga tidak mengherankan jika ditemukan berbagai jenis, morfologi, serta habitat pada ikan. Ikan-ikan dapat ditemukan di berbagai tempat dan habitat yang berbeda dengan jenis yang berbeda pula.
Penyebaran ikan beronang ini cukup luas, tetapi penyebaran setiap spesies sangat terbatas. Seperti yang terdapat di LON LIPI, daerah penyebaran spesies ikan Baronang adalah sebagai berikut:
a. Siganus guttatus atau Ikan baronang tompel, penyebarannya di :
Sumatera : Sibolga, Bengkulu, Padang, Deli;
Jawa : P. Seribu, Cirebon, Balay, Surabaya;
Kalimantan : Balik Papan;
Sulawesi : Ujung Pandang, Bajo, Manado, Selayar;
Maluku : Seram, P. Obo, Ternate, Ambon, dsb.
b. Siganus canaliculatus, atau Ikan baronang susu, penyebarannya di :
Sumatera : Sibolga, Padang;
Jawa : Ujung Kulon, Teluk Banten, P. Seribu;
Maluku : Ternate, Bacan.
c. Siganus javus, atau Ikan baronang angin, penyebarannya di :
Sumatera : Deli, Sibolga, Bengkulu, Bangka, Belitung;
Jawa : Jakarta, Cirebon, Semarang, Jepara, Surabaya, Pasuruan, Madura;
Kalimantan : Stagen, Balik Papan;
Sulawesi : Ujung Pandang, Bajo.
Morfologi Ikan Baronang
Ikan Baronang (Siganus sp.) merupakan anggota famili Siganidae yang mempunyai badan pipih dan mulut kecil yang posisinya terminal. Rahang ikan ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang kecil. Ikan ini memiliki sirip punggung yang terdiri dari 13 duri keras dan 10 duri lunak. Duri-duri ikan ini dilengkapi oleh kelenjar racun pada ujung siripnya sehingga orang akan merasa sakit jika tertusuk oleh duri tersebut. Tubuh bagian atas ikan ini bewarna keabu-abuan, sedangkan dada dan perutnya berwarna putih atau perak.
Ikan Baronang juga merupakan salah satu ikan yang memiliki bentuk ekor yang homocercal, dimana bentuk ekornya simetris dan seimbang.
Kebiasaan Makan
Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Dilihat dari hasil pembedahan ikan ini, ditemukan bahwa ikan Baronang memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai permukaan yang luas. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang panjang tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil pencernaan makanan secara maksimal.
Ikan Baronang ada juga yang terkadang memakan makanan yang hewani, misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang terkadang mau memakan umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami juga tidak terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan. Hal ini juga membenarkan apa yang dikatakan oleh Mayunar (2002), bahwa ikan Baronang mampu memakan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Reproduksi Ikan Baronang
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Umumnya, ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air.
Induk jantan Siganus javus mulai matang kelamin pada ukuran panjang 27,0-36,6 cm dan berat 650-800 gram, sedangkan ikan-ikan jantan dan betina Siganus canaliculatus telah matang kelamin pada ukuran masing-masing 18,6 cm dan 22 cm. Pematangan gonad dan pemijahan secara alami induk ikan Baronang dapat terjadi di lingkungan air laut dengan salinitas 28-30 ppm dan suhu antara 23-32 derajat Celcius. Pematangan tersebut terjadi sepanjang tahun.
Untuk membedakan kelamin ikan jantan dan betina, kita dapat memperhatikan gambar berikut,
Penutup
Ikan Baronang merupakan salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia. Ikan ini begitu banyak diminati oleh konsumen karena ikan ini memiliki daging yang gurih dan bernilai gizi yang lumayan tinggi.
Penyebaran ikan Baronang cukup luas dan ada hampir di seluruh wilayah perairan laut Indonesia. Hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan laut yang luas.
Ikan Baronang memiliki mulut yang kecil, gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halus yang panjang dan permukaannya luas yang membuat ikan ini tergolong sebagai ikan herbivora. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang juga mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Ikan Baronang bereproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air.
Ikan Baronang memiliki kelenjar racun pada sirip punggungnya. Meskipun racunnya tidak terlalu berakibat fatal, rasa sakit saat terkena duri ikan ini mampu mengganggu aktivitas tidur kita di malam hari.
Sumber :
http://benjuud.blogspot.com/2013/12/ekobiologi-ikan-baronang.html
0 comments:
Post a Comment