Cara Memilih Bibit Jamur Champignon
Bibit champignon berkualitas sulitdidapat di indonesia. Sebab, sentra penanaman terutama yang diusahakan skala kecil sangat jaran. Dampaknya, calon pekebun hanya mendapat bibit berkualitas rendah. Dalam pertumbuhannya hama dan penyakit ganas bakal menghadang. Oleh karena itu pekebun jamur kancing perlu mengenal sifat dan karakteristik bibit bermutu.
Pertama, pahami morfologis bibit. Yang sehat terlihat putih terang agak cokelat. Warna champignon mempengaruhi selera konsumen. Bibit belum mekar, kulit kencang. Diameter bibit yang baik 22-42 mm. Jika rata-rata produksi per m2 kurang dari 7-9 kg/m2, menandakan ada kesalahan perlakuan.
Harus Telaten
Perhatikan pula parameter lain seperti suhu kompos, kebasahan, kelembapan ruangan, CO2, rasio C/N untuk bibit, Suhu kompos ideal 25-32%C. Jika suhu kompos tidak sesuai miselium gagal tumbuh, bahkan mati. Sesuaikan bibit dengan ketinggian lahan karena jenis bibit bermacam-macam. Ada yang cocok untuk datran tinggi atau rendah. Pilih bibit jamur champignon atau kancing yang resisten serangan hama dan penyakit.
Selain itu, tanyakan bibit yang akan kita beli dari si penjual, yang ditanyakan antara lain asal bibit, suhu, persentase pengguanaan kompos, dan usia yang sesuai untuk ditanam. Penyedia bibit yang profesional memiliki informasi lengkap mengenai bibit yang dijual. Itu penting untuk memudahkan proses selanjutnya.
Dengan bibit yang bermutu diharapkan kecepatan tumbuh miselium menembus casing seragam. Penyebaran bibit di kompos juga perlu diketahui para pemula. Umumnya pekebun memanfaatkan biji-bijian seperti sorgum atau gandum sebagai nutrisi bibit. Ada juga yang menggunakan jagung atau batang kayu yang dipotong kecil-kecil. Bibit jamur dikemas dalam botol atau kantung plastik ukuran 300-350 g.
Higienis (Menjaga kebersihan lingkungan sekitar)
Keluarkan bibit dengan cara menggemburkan media, lalu congkel dengan bantuan spatula (sendok kecil). Jika bibit dalam plastik, sobek lalu campurkan ke media tanam. Setelah bibit digemburkan, letakan diatas kompos. Kemudian aduk dengan garpu hingga benar-benar merata. Untuk kapasitas produksi 7,5 ton diperlukan 200-250 botol bibit dengan waktu pengerjaan sekitar 2,5 jam oleh 5 orang.
Penebar benih hendaknya berpakain khusus dan tidak melakukan pekerjaan lain selama proses berlangsung. Untuk menjaga kebersihan alat penebar benih gunakan formalin, kaporit, atau karbol. Hindari penggunaan alat bekas pekerjaan lain karena mengundang hama dan penyakit. Lingkungan tempat penaburan benih harus disanitasi. sediakan bak kaki berisi campuran formalin dan air untuk membasuh alas kaki.
Penebaran bibit mesti merata agar pertumbuhan miselium optomal. Penebaran dimulai dari bagian tengah tumpukan kompos, atas, dan samping. Sebelumnya buat kubangan dan bolak-balik kompos dengan garpu. Menebar benih tampaknya mudah, tetapi jiga ceroh kompos terkontaminasi dan jamur gagal tumbuh.
Sumber :
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2012/08/cara-memilih-bibit-jamur-champignon.html
Pertama, pahami morfologis bibit. Yang sehat terlihat putih terang agak cokelat. Warna champignon mempengaruhi selera konsumen. Bibit belum mekar, kulit kencang. Diameter bibit yang baik 22-42 mm. Jika rata-rata produksi per m2 kurang dari 7-9 kg/m2, menandakan ada kesalahan perlakuan.
Harus Telaten
Perhatikan pula parameter lain seperti suhu kompos, kebasahan, kelembapan ruangan, CO2, rasio C/N untuk bibit, Suhu kompos ideal 25-32%C. Jika suhu kompos tidak sesuai miselium gagal tumbuh, bahkan mati. Sesuaikan bibit dengan ketinggian lahan karena jenis bibit bermacam-macam. Ada yang cocok untuk datran tinggi atau rendah. Pilih bibit jamur champignon atau kancing yang resisten serangan hama dan penyakit.
Selain itu, tanyakan bibit yang akan kita beli dari si penjual, yang ditanyakan antara lain asal bibit, suhu, persentase pengguanaan kompos, dan usia yang sesuai untuk ditanam. Penyedia bibit yang profesional memiliki informasi lengkap mengenai bibit yang dijual. Itu penting untuk memudahkan proses selanjutnya.
Dengan bibit yang bermutu diharapkan kecepatan tumbuh miselium menembus casing seragam. Penyebaran bibit di kompos juga perlu diketahui para pemula. Umumnya pekebun memanfaatkan biji-bijian seperti sorgum atau gandum sebagai nutrisi bibit. Ada juga yang menggunakan jagung atau batang kayu yang dipotong kecil-kecil. Bibit jamur dikemas dalam botol atau kantung plastik ukuran 300-350 g.
Higienis (Menjaga kebersihan lingkungan sekitar)
Keluarkan bibit dengan cara menggemburkan media, lalu congkel dengan bantuan spatula (sendok kecil). Jika bibit dalam plastik, sobek lalu campurkan ke media tanam. Setelah bibit digemburkan, letakan diatas kompos. Kemudian aduk dengan garpu hingga benar-benar merata. Untuk kapasitas produksi 7,5 ton diperlukan 200-250 botol bibit dengan waktu pengerjaan sekitar 2,5 jam oleh 5 orang.
Penebar benih hendaknya berpakain khusus dan tidak melakukan pekerjaan lain selama proses berlangsung. Untuk menjaga kebersihan alat penebar benih gunakan formalin, kaporit, atau karbol. Hindari penggunaan alat bekas pekerjaan lain karena mengundang hama dan penyakit. Lingkungan tempat penaburan benih harus disanitasi. sediakan bak kaki berisi campuran formalin dan air untuk membasuh alas kaki.
Penebaran bibit mesti merata agar pertumbuhan miselium optomal. Penebaran dimulai dari bagian tengah tumpukan kompos, atas, dan samping. Sebelumnya buat kubangan dan bolak-balik kompos dengan garpu. Menebar benih tampaknya mudah, tetapi jiga ceroh kompos terkontaminasi dan jamur gagal tumbuh.
Sumber :
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2012/08/cara-memilih-bibit-jamur-champignon.html
0 comments:
Post a Comment