Prospek Sansevieria Makin Cemerlang
Sansevieria merupakan tanaman hias yang penting di dunia, karena mampu menyerap polusi. Sangat cocok ditaruh di pojok ruang kantor atau rumah Anda. Selain itu, ia bisa ditaruh di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam bau.
Tanaman ini sering dipajang di dalam ruangan (indoor) karena bisa tumbuh dalam kondisi dengan sedikit air dan cahaya matahari. Ia hanya perlu dikeluarkan dari ruangan seminggu sekali, agar terkena matahari. Setelah itu dimasukkan lagi ke dalam ruangan.
Kebutuhan air hanya sekitar 40 persen, untuk berkembang biak melalui umbi lapisnya. Ia tidak memerlukan perawatan rumit alias tahan banting. Bahkan tak disiram beberapa hari pun tetap hidup.
Tanaman Ular
Di Indonesia, tanaman ini lebih dikenal dengan nama tanaman ular. Dulu sering digunakan anak kecil untuk mainan pedang-pedangan. Bentuk dan corak daunnya yang indah dan beragam mampu memikat hati para penggemar.
Daunnya keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing. Warnanya seringkali berloreng atau dengan aksen kuning di tepinya. Ia juga dapat bertahan di negara dengan empat musim. Akibatnya terjadi penyimpangan bentuk, corak dan warna, yang justru menambah ragam varietasnya.
Sebagai tanaman gurun, sansevieria memiliki bentuk yang terbilang minimalis. Tanpa banyak variasi, tanpa batang, dengan daun berstruktur keras. Tak seperti aglaonema yang beragam warna, Sansevieria hanya berwarna hijau dan kuning. Karena bentuknya yang unik, banyak kolektor tanaman hias yang kesengsem.
Serat Kuat
Sansevieria juga memiliki serat yang kuat. Beberapa negara mengembangkan industri tekstilnya dengan berbahan dasar tanaman ini. Di AS, sansevieria akrab dengan tentara. Seratnya sering dimanfaatkan tentara untuk menarik tank yang terjebak di lautan pasir.
Tanaman ini punya penggemar di berbagai masyarakat dunia, mulai dari Jepang, Taiwan, Korea, hingga di Eropa dan Amerika. Ada yang percaya bisa dijadikan obat diabetes, wasir, hingga kanker ganas.
Bahkan, sebagian masyarakat Korea percaya tanaman ini dapat menghilangkan berbagai radiasi, sehingga mereka berlomba-lomba memburunya. Bangsa China pun percaya tanaman ini membawa keberuntungan bagi yang memeliharanya.
Di Thailand, ekstrak sanseivieria sudah dikembangkan menjadi obat kanker dengan harga mencapai Rp 700.000 per kapsul.
Teknik Perawatan
Meski tahan dalam kondisi kering, bukan berarti kita meng-abaikan kebutuhan air bagi sansevieria. Bagaimana pun, penyiraman merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, dan mengganti kehilangan air dari media. Kebutuhan air dipengaruhi oleh jenis sansevieria, fase pertumbuhan tanaman, suhu, kondisi pencahayaan, dan kondisi lingkungan (indoor / outdoor).
Sansevieria berdaun lebar dan tipis membutuhkan air lebih banyak dibandingkan jenis yang berdaun tebal dan sempit.
Pada lingkungan dengan suhu tinggi, kelembaban rendah, dan sinar matahari melimpah, kebutuhan air menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, pada suhu rendah, minim cahaya matahari, dan kelembaban udara tinggi akan menurunkan tingkat kebutuhan air.
Jenis media juga memengaruhi jumlah air yang dibutuhkan. Pot yang terbuat dari tanah liat akan meloloskan uap air dari permukaannya, sehingga air di dalam media tanam akan segera habis.
Gejala kelebihan air sama dengan gejala kekurangan air, di antaranya tanaman layu, warna tepi daun menjadi kecokelatan, daun baru tumbuh kerdil, dan pertumbuhan terhambat.
Sansevieria bisa ditanam dalam pot secara berkelompok, sehingga membentuk sebuah rangkaian yang indah.
Tak hanya itu, sansevieria bahkan bisa dirangkai dengan tanaman lain sehingga mempunyai nilai artistik yang lebih tinggi, karena lebih kaya warna.
Prospek sansevieria kini makin cemerlang. Ia menjadi komoditas ekspor yang potensial, karena permintaan di mancanegara cukup tinggi.
Seorang penangkar tanaman ini dapat mengekspor lima kontainer per tahun, masing-masing berisi 40.000 tanaman. Adapun harga jualnya dipatok 2-3,5 dolar AS/pot.
Sumber :
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/02/11/452/Prospek-Sansevieria-Makin-Cemerlang
Tanaman ini sering dipajang di dalam ruangan (indoor) karena bisa tumbuh dalam kondisi dengan sedikit air dan cahaya matahari. Ia hanya perlu dikeluarkan dari ruangan seminggu sekali, agar terkena matahari. Setelah itu dimasukkan lagi ke dalam ruangan.
Kebutuhan air hanya sekitar 40 persen, untuk berkembang biak melalui umbi lapisnya. Ia tidak memerlukan perawatan rumit alias tahan banting. Bahkan tak disiram beberapa hari pun tetap hidup.
Tanaman Ular
Di Indonesia, tanaman ini lebih dikenal dengan nama tanaman ular. Dulu sering digunakan anak kecil untuk mainan pedang-pedangan. Bentuk dan corak daunnya yang indah dan beragam mampu memikat hati para penggemar.
Daunnya keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing. Warnanya seringkali berloreng atau dengan aksen kuning di tepinya. Ia juga dapat bertahan di negara dengan empat musim. Akibatnya terjadi penyimpangan bentuk, corak dan warna, yang justru menambah ragam varietasnya.
Sebagai tanaman gurun, sansevieria memiliki bentuk yang terbilang minimalis. Tanpa banyak variasi, tanpa batang, dengan daun berstruktur keras. Tak seperti aglaonema yang beragam warna, Sansevieria hanya berwarna hijau dan kuning. Karena bentuknya yang unik, banyak kolektor tanaman hias yang kesengsem.
Serat Kuat
Sansevieria juga memiliki serat yang kuat. Beberapa negara mengembangkan industri tekstilnya dengan berbahan dasar tanaman ini. Di AS, sansevieria akrab dengan tentara. Seratnya sering dimanfaatkan tentara untuk menarik tank yang terjebak di lautan pasir.
Tanaman ini punya penggemar di berbagai masyarakat dunia, mulai dari Jepang, Taiwan, Korea, hingga di Eropa dan Amerika. Ada yang percaya bisa dijadikan obat diabetes, wasir, hingga kanker ganas.
Bahkan, sebagian masyarakat Korea percaya tanaman ini dapat menghilangkan berbagai radiasi, sehingga mereka berlomba-lomba memburunya. Bangsa China pun percaya tanaman ini membawa keberuntungan bagi yang memeliharanya.
Di Thailand, ekstrak sanseivieria sudah dikembangkan menjadi obat kanker dengan harga mencapai Rp 700.000 per kapsul.
Teknik Perawatan
Meski tahan dalam kondisi kering, bukan berarti kita meng-abaikan kebutuhan air bagi sansevieria. Bagaimana pun, penyiraman merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, dan mengganti kehilangan air dari media. Kebutuhan air dipengaruhi oleh jenis sansevieria, fase pertumbuhan tanaman, suhu, kondisi pencahayaan, dan kondisi lingkungan (indoor / outdoor).
Sansevieria berdaun lebar dan tipis membutuhkan air lebih banyak dibandingkan jenis yang berdaun tebal dan sempit.
Pada lingkungan dengan suhu tinggi, kelembaban rendah, dan sinar matahari melimpah, kebutuhan air menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, pada suhu rendah, minim cahaya matahari, dan kelembaban udara tinggi akan menurunkan tingkat kebutuhan air.
Jenis media juga memengaruhi jumlah air yang dibutuhkan. Pot yang terbuat dari tanah liat akan meloloskan uap air dari permukaannya, sehingga air di dalam media tanam akan segera habis.
Gejala kelebihan air sama dengan gejala kekurangan air, di antaranya tanaman layu, warna tepi daun menjadi kecokelatan, daun baru tumbuh kerdil, dan pertumbuhan terhambat.
Sansevieria bisa ditanam dalam pot secara berkelompok, sehingga membentuk sebuah rangkaian yang indah.
Tak hanya itu, sansevieria bahkan bisa dirangkai dengan tanaman lain sehingga mempunyai nilai artistik yang lebih tinggi, karena lebih kaya warna.
Prospek sansevieria kini makin cemerlang. Ia menjadi komoditas ekspor yang potensial, karena permintaan di mancanegara cukup tinggi.
Seorang penangkar tanaman ini dapat mengekspor lima kontainer per tahun, masing-masing berisi 40.000 tanaman. Adapun harga jualnya dipatok 2-3,5 dolar AS/pot.
Sumber :
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/02/11/452/Prospek-Sansevieria-Makin-Cemerlang
0 comments:
Post a Comment