Budidaya Tanaman Aglaonema
Publik mengenal aglaonema sebagai tanaman eksklusif berdaun indah sepanjang masa. Setiap saat, para pemulia mengeluarkan hibrida baru. Saat itulah, para kolektor memburu hasil persilangan para pemulia ini. Aglaonema hasil persilangan ini diikutkan oleh para kolektor dalam suatu kontes. Tanaman aglaonema yang mendapatkan juara harganya sangat tinggi. Kolektor-kolektor yang lain rela mengeluarkan uang berapapun untuk mendapatkannya.
Daun-daun aglaonema berwarna hijau, merah, putih dan kuning. Motif dan coraknya beraneka macam. Hasil persilangan ditentukan oleh indukan yang dipakai. Tren warna yang sering diminati para kolektor adalah aglaonema berwarna merah. Tren warna-warna lain mengalami pasang surut.
Untuk mendapatkan persilangan yang bagus, para pemulia aglaonema indonesia memburu tanaman ini hingga ke pedalaman hutan. Tujuan mereka untuk memperoleh jenis bergalur murni. Galur murni memiliki genotip yang masih asli. Untuk keperluan persilangan, hal ini memudahkan para pemulia dalam penelusuran genetiknya. Tidak heran aglaonema indonesia sering merebut juara dalam kontes dunia.
Dalam budidaya aglaonema, perbanyakannya menggunakan biji. Sayangnya, para penggemar tanaman ini mendapatkan biji dalam waktu yang lama. Perbanyakan yang singkat, para penggemar memisah anakan yang muncul. Pemupukan yang tepat memakai jenis pupuk daun. Aglaonema menghendaki media tanam campuran tanah, pasir, kompos dan bahan organik yang matang. Tanaman hias ini memerlukan tempat yang ternaungi. Hama tanaman yang menyerang aglaonema biasanya bekicot. Cendawan sering menyerang daun dan akarnya. Penyebab utama adalah kelembaban yang tinggi, aerasi di dalam media sangat buruk.
Perawatan aglaonema terutama pada daunnya membutuhkan ketrampilan. Tanaman berdaun indah ini peka merespon perubahan fisik lingkungan dan asupan nutrisi. Perubahannya mengganggu proses metabolisme di dalam jaringan tanaman. Akibatnya daun aglaonema berubah pucat dan kusam. Perawatan tanaman cantik ini membutuhkan kecermatan dan ketepatan yang tinggi. Tidak heran satu helai daun dihargai oleh kolektor jutaan rupiah.
Sumber :
http://duniatanaman.com/budidaya-aglaonema.html
Daun-daun aglaonema berwarna hijau, merah, putih dan kuning. Motif dan coraknya beraneka macam. Hasil persilangan ditentukan oleh indukan yang dipakai. Tren warna yang sering diminati para kolektor adalah aglaonema berwarna merah. Tren warna-warna lain mengalami pasang surut.
Untuk mendapatkan persilangan yang bagus, para pemulia aglaonema indonesia memburu tanaman ini hingga ke pedalaman hutan. Tujuan mereka untuk memperoleh jenis bergalur murni. Galur murni memiliki genotip yang masih asli. Untuk keperluan persilangan, hal ini memudahkan para pemulia dalam penelusuran genetiknya. Tidak heran aglaonema indonesia sering merebut juara dalam kontes dunia.
Dalam budidaya aglaonema, perbanyakannya menggunakan biji. Sayangnya, para penggemar tanaman ini mendapatkan biji dalam waktu yang lama. Perbanyakan yang singkat, para penggemar memisah anakan yang muncul. Pemupukan yang tepat memakai jenis pupuk daun. Aglaonema menghendaki media tanam campuran tanah, pasir, kompos dan bahan organik yang matang. Tanaman hias ini memerlukan tempat yang ternaungi. Hama tanaman yang menyerang aglaonema biasanya bekicot. Cendawan sering menyerang daun dan akarnya. Penyebab utama adalah kelembaban yang tinggi, aerasi di dalam media sangat buruk.
Perawatan aglaonema terutama pada daunnya membutuhkan ketrampilan. Tanaman berdaun indah ini peka merespon perubahan fisik lingkungan dan asupan nutrisi. Perubahannya mengganggu proses metabolisme di dalam jaringan tanaman. Akibatnya daun aglaonema berubah pucat dan kusam. Perawatan tanaman cantik ini membutuhkan kecermatan dan ketepatan yang tinggi. Tidak heran satu helai daun dihargai oleh kolektor jutaan rupiah.
Sumber :
http://duniatanaman.com/budidaya-aglaonema.html
0 comments:
Post a Comment