Friday, January 3, 2014

Budidaya Ulat Hongkong

Bagi para pemilik burung berkicau, khususnya yang sering memberi pakan ulat sebagai Extra Fooding kepada burung berkicau piaraannya. Tentu anda tidak asing lagi dengan ulat Hongkong. Walaupun agak menjijikan, tapi peluang usaha budidaya ulat hongkong ini cukup menjanjikan. Pangsa pasar ulat hongkong sangat baik dan luas, mulai Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Mendengar nama ulat umumnya kita utamanya para wanita akan merasa takut, jijik dan berpandangan yang negatif lainnya. Tapi ternyata budidaya ulat hongkong dapat mendatangkan pendapatan tambahan yang lumayan besar.

Ulat hongkong atau dikenal juga dengan nama Meal Worm atau Yellow Meal Worm bisa dijumpai di toko toko pakan burung, reptil dan ikan, Pets Shop dan petcenter lainnya sebab ulat hongkong memang dipergunakan sebagai suplemen bagi pakan hewan hewan tersebut. Ulat hongkong dapat dipakai sebagai bahan makanan hewan baik dalam bentuk exstra fooding utuh maupun dalam bentuk pelet.

Usaha Rumahan budidaya ulat hongkong sebetulnya cukup mudah dan tidak membetulkan tenaga serta modal yang besar, disamping itu budidaya ulat hongkong juga dapat dilakukan sebagai usaha sampingan. Bisnis budidaya ulat Hongkong ini sudah banyak ditekuni oleh beberapa warga didaerah kota Besar di Pulau Jawa. Dengan memanfaatkan sebagian ruangan dalam rumah, mereka menekuni usaha rumahan budidaya ulat hongkong.

Hasil usaha rumahan budidaya ulat hongkong ini cukup menguntungkan, saat ini hampir setiap hari ulat hongkong di panen dan di pasok ke pedagang burung di pasar pasar burung maupun Pets shop. Harga ulat hongkong mencapai sekitar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per kg. Harga ulat hongkong pernah anjlok beberapa tahun yang silam sampai seharga 12 ribu per kg, ini di karenakan over produksi sebab banyaknya peternak ulat waktu itu. Tapi dalam beberapa tahun belakangan ini harga stabil di kisaran Rp20 - Rp30 ribu per kg.

Pedoman Budidaya Ulat Hongkong:

Bila ingin memulai usaha rumahan budidaya ulat hongkong, langkah langkahnya tidak sulit dan yang diperlu di butuhkan adalah ketelatenan, ketekunan, ingin berusaha sebab usaha rumahan dapat dilakukan di rumah. Berikut ini langkah langkah memulai usaha rumahan budidaya ulat hongkong.

1. Kita siapkan kandang untuk memelihara berupa papan triplek, atau dapat juga menggunakan nampan plastik. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Bila menggunakan triplek atau papan setiap sudut diberi lakban supaya ulat hongkong tidak kabur.

2. Kita siapkan media pemeliharaan dari campuran dedak halus atau Polard dengan ampas tahu kering, dapat kita beli di toko pakan.

3. Telur ulat hongkong yang dibeli dari peternak ulat hongkong lain, atau dapat juga membeli ulat hongkong di toko pakan hewan kemudian langsung dibudidayakan hingga menjadi serangga dan kemudian bertelur.

4. Pakan ulat hongkong dapat terdiri dari limbah sayuran, timun, pepaya,jipang dan bahan makanan lainnya yang mengandung banyak air.

5. Kunci usaha ulat hongkong ini adalah ketelatenan dan ketelitian dalam melakukan pemeliharaan. Bila kurang teliti terkadang ada hama sejenis ulat yang berukuran lebih kecil dari ulat hongkong menumpang hidup pada media, yang berbahaya ulat kecil ini bersifat kanibal dan memakan ulat-ulat hongkong yang lain sehingga produksi menurun. Umumnya ulat jenis ini datang dari media dedak halus dan dari lingkungan sekitar.

Tempat Budidaya Ulat Hongkong

Usahakan untuk tempat atau bangunan budidaya ini dibuat secara permanen atau terbuat dari tembok sekelilingnya. Tujuannya adalah supaya terhindar dari tikus atau hama semut. Atap terbuat dari enternit dan 95% bangunan tertutup. Lantai terbuat dari tembok atau ubin. Suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan ulat. Usahakan suhu dalam ruangan tetap antara 29 – 30 derajat C dan selalu lembab, artinya tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas. Suhu ini adalah suhu terbaik untuk budidaya ulat hongkong.

Pemilihan Indukan Ulat Hongkong

Adapun langkah dalam pemilihan indukan ulat hongkong adalah sebagai berikut :
Serangga Tenebrio Molitor, Induk Ulat Hongkong

Ulat hongkong sesungguhnya merupakan fase larva dari serangga bernama latin Tenebrio Molitor. Serangga Tenebrio Molitor berwarna hitam dan merupakan serangga pemakan biji-bijian. Dalam Fase hidupnya serangga Tenebrio Molitor ini terdiri dari 4 siklus hidup , yaitu telur –> larva (ulat Hongkong) –> kepompong –> ulat dewasa atau Serangga. Siklus ini dapat berlangsung dalam waktu 3 sampai 4 bulan. Larva atau ulat hongkong ini akan mengalami pergantian kulit sebanyak 15 kali sebelum pada akhirnya berubah menjadi kepompong. Ketika berganti kulit inilah waktu yang tepat untuk diberikan kepada ikan hias, karena zat kitin yang terdapat pada kulit ulat hongkong tidak dapat dicerna oleh ikan.

1. Untuk memilih indukan ulat hongkong, usahakan tidak lebih dari 2 kg, supaya ulat yang jadi kepompong ukurannya dapat besar-besar (rata-rata panjang 15 mm dan lebar 4 mm). Sedangkan ulat hongkong dewasa dengan ukuran panjang rata-rata 15 mm, dan diameter rata-rata 3 mm akan mulai menjadi kepompong sekitar 7 hingga 10 hari lagi secara bergantian.

2. Pengambilan kepompong, pengambilan kepompong mesti dilakukan selama 3 (tiga) hari sekali, agar kepompong yang telah dipisah serta ditempatkan di dalam kotak tersendiri berubah menjadi kumbang secara serentak.

3. Pemilihan kepompong, pemilihan kepompong dilakukan tiga hari sekali, serta kepompong yang dipilih haruslah yang telah berwarna putih kecoklatan. Dan cara pengambilannya pun, mesti hati-hati jangan sampai lecet/cacat. Jika sampai lecet atau luka, maka kepompong akan mati busuk. Kepompong yang telah dipilih kita taruh di dalam kotak pemeliharan yang telah diberi alas koran. Kemudian, disebar sedemikian rupa. Jangan sampai bertumpuk, lalu ditutup kembali menggunakan kertas koran sampai rapat.

4. Kepompong akan menjadi kumbang, dalam usia mulai 10 hari. Dan jika sayap kumbang masih berwarna kecoklatan, jangan diambil dulu. Biarkan hingga berwarna hitam mengkilat, dan kumbang siap ditelurkan. Satu kotak peti, kita tebari kumbang sekitar 250 gram dan berikan kapas sebagai alas untuk bertelur yang sudah dibeberkan.

5. Pembibitan ini dibiarkan hingga 7 hari, dan diturunkan jika waktu tersebut datang. Kumbang yang telah terpisah dari kapas, diberi kapas baru lagi dan begitu seterusnya. Tingkat kematian pada kumbang ini, dapat mencapai 2 hingga 4 % sekali turun.

6. Kapas yang ada telurnya kita simpan dalam peti terpisah, telur akan mulai menetas sesudah 10 hari. Sesudah usia ulat mencapai 30 hari baru kita pisahkan dari kapasnya.

Pemberian Pakan

A. Pemberian Pakan untuk ulat bibit.
1. Untuk satu kotak beri makanan sekitar 500 gram, dengan interval waktu 4 hari sekali. Atau jika makanan sudah benar-benar bersih, dengan cara dikepal-kepal menjadi 3 bagian. Gunanya supaya kepompong yang ada, tidak tertimbun makanan karena apabila hal ini terjadi kepompong akan busuk.
2. Selain ampas tahu dan dedak, pakan sebaiknya dicampur dengan tepung tulang atau pur, tujuannya agar kepompong besar-besar.
3. Pemberian makanan untuk kumbang jangan terlalu banyak dan caranya disebar merata sekitar 100 gram sekali makan per 3 hari sekali.

B. Pemberian makan untuk ulat kecil.
1. Jika ulat masih ada dalam kapas, sebaiknya pemberian pakan dengan sayuran sesin, capcay atau selada cabut maksimal 4 lembar hingga habis, dan sayuran tersebut dijemur dulu agar setengah kering.
2. Jika pakan biasa, ukurannya 100 gram dan disebar tunggu hingga pakan itu habis, baru diberi lagi.
3. Jika ulat telah terpisah dari kapas, beri pakan sekitar 1 kg dengan cara dikepal dan sebagian disebar merata. Sedangkan untuk ulat kecil, satu kotak sekitar 2 kg dengan ukuran ulat panjang 6 mm dan diameternya 1,5 mm (umur 30 – 60 hari).
4. Untuk ulat dewasa (umur 60 – 90 hari), pemberian pakan 1,5 kg hingga dengan 2 kg per kotak, dengan cara dikepal dan disebar sedikit.

Penyakit Pada Ulat Hongkong

Ciri-ciri ulat hongkong yang terkena penyakit dan penanggulangannya:
1. Jika kulit ulat kuning kehitam-hitaman. Jangan terlalu banyak diberi makan dari daun-daunan, dan jangan terlalu banyak diberi dedak.
2. Ulat hongkong mati berwarna merah. Jika hal ini terjadi, maka pencegahannya adalah pemberian pakan tidak terlalu basah. Hal ini mesti segera diatasi karena penyakit ini selain menular menyerang dengan cepat.
3. Ulat hongkong mati berwarna hitam. Hal ini terjadi jika pemberian pakan disebar, biasanya terjadi pada ulat dewasa usia 1 sampai 3 bulan. Maka sebaiknya pemberian makanannya dilakukan secara dikepal-kepal.

Analisa Produksi

Kapasitas produksi dengan induk ulat dewasa 1 kg 1. Dari pembibitan 1000 gram ulat dewasa usia 90 hari, maka keseluruhan kepompong yang akan dihasilkan adalah 900 gram secara bertahap dalam 10 kali pengambilan kepompong.
2. Dari 900 gram kepompong, maka akan dihasilkan 700 gram kumbang sehat dan siap bertelur, dengan tingkat kematian dari kepompong menjadi kumbang sekitar 2% setiap pengambilan kumbang.
3. Dari 1 kilogram ulat indukan, maka akan dihasilkan 33,1 kilogram ulat siap jual dengan rincian sebagai berikut: Target hasil tersebut, dapat dicapai apabila tingkat kematian kumbang hanya 1 % dan makanan terjamin, serta perkembangannya bagus.
4. Pakan untuk 1 kilogram induk sampai habis terjual: a. Ampas tahu 50 kg kering b. Dedak 5 kg
5. Penyusutan. Ampas tahu yang basah sesudah diperas akan menyusut, dari 25 kg basah menjadi 15 kilogram kering dengan kadar air 15%.

Sumber Refferensi
1. Ir Rohmad MMA; Jurusan Perternakan Fakultas Pertanian Universitas Islam Kidira - Kediri http://rohmatfapertanian.wordpress.com/2012/08/05/diktat-aneka-ternak-13-ulat-hongkong/
2. http://ukmkecil.com/budidaya-ternak/budidaya-ulat-hongkong

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Para Sahabat

Total Visitors

Histats

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP