Budidaya Tanaman Pegagan (Centella asiatica L Urban)
Taksonomi
Class : Dicotyledonae
Sub Class : Polypetalae
Series : Calyciflorae
Order : Umbellales
Family : Umbelliferae (Apiaceae)
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica [L] Urb
Nama daerah :
Indonesia : Rumput kaki kuda / daun kaki kuda
Sunda : Antanan gede/antanan rambat
Bugis : Dau tungke
Ujung pandang : Pegaga
Jawa : Kerok batok, rendeng, gagan-gagan
Madura : Kos tekosan
Halmahera : Kori-kori
Ternate : Kolotidi manora
Nama di luar negeri :
English : Indian penny wort
Tamil : Vallarai, Yoshanavalli, Chandaki, Pindeeri
Sanskrit : Mandookaparni
Hindi : Brahmi
Bengali : Tholkari
Arabi : Artniya –e- hindi
Malayalam : Kudakam
China : Ji xue cao
Syarat Tumbuh
Pegagan bersifat kosmopolitan tumbuh liar di tempat-tempat yang lembab pada intensitas sinar yang rendah (ternaungi) hingga pada tempat-tempat terbuka, seperti di padang rumput, pinggir selokan, pematang sawah. Faktor lingkungan yang berperan dalam pertumbuhan dan mempengaruhi kandungan bahan aktif tanaman pegagan, antara lain :
Tinggi tempat
Tanaman pegagan banyak ditemukan dari dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 2500 m dpl. Namun untuk pertumbuhan optimum tanaman ini yaitu pada ketinggian 200 – 800 m dpl. Di atas 1.000 m dpl. produksi dan mutunya akan menjadi lebih rendah.
Jenis tanah
Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik hampir pada semua jenis tanah lahan kering. Pada jenis tanah Latosol dengan kandungan liat sedang tanaman ini tumbuh subur dan kandungan bahan aktifnya cukup baik. Pada tanah dengan kandungan liat yang cukup kandungan klorofil daun akan tinggi.
Dari penelitian Anjana Devkota dan Pramod Kumar didapatkan hasil bahwa pada kandungan lempung 40% dan 60% memiliki kandungan klorofil a dan klorofil b yang tinggi. Kandungan klorofil ini akan berkaitan dengan kemampuan berfotosintesis.
Iklim
Pegagan tidak tahan terhadap tempat yang terlalu kering, karena sistem perakarannya yang dangkal. Oleh karena itu faktor iklim yang penting dalam pengembangan pegagan adalah curah hujan. Apabila pegagan ditanam pada musim kemarau dan tanaman mengalami kekurangan air, maka perlu dilakukan penyiraman. Tanaman ini akan tumbuh baik dengan intensitas cahaya 30 – 40 %, sehingga dapat dikembangkan sebagai tanaman sela (semusim maupun tahunan), misalnya di antara tanaman jagung, kelapa, kelapa sawit, buah-buahan yang tidak terlalu rindang. Di tempat dengan naungan yang cukup, helaian daun pegagan menjadi lebih besar dan tebal dibanding apabila tanaman tumbuh di tempat terbuka. Sedangkan pada tempat-tempat yang kurang cahaya, helaian daun akan menipis, warna memucat. Selain itu juga pada tanah yang kurang subur dapat diberikan pupuk organik atau kompos.
Pembibitan
Pegagan umumnya diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan stolon atau tunas anakan, tetapi dapat pula diperbanyak dengan biji (secara generatif). Benih yang akan ditanam sudah berstolon dengan disertai minimal 2 calon tunas. Benih berasal dari induk yang telah berumur minimal setahun. Walaupun pegagan berbiji, perbanyakan dilakukan melalui bagian stolon (vegetatif), yang disemaikan terlebih dahulu selama 2 – 3 minggu. Persemaian menggunakan polibag kecil, diisi media tanam campuran tanah dan pupuk kandang (2 : 1), diletakkan di tempat dengan naungan yang cukup dan disiram setiap hari.
Sumber :
http://warriorofgreen.blogspot.com/2010/07/budidaya-tanaman-pegagan-centella.html
Class : Dicotyledonae
Sub Class : Polypetalae
Series : Calyciflorae
Order : Umbellales
Family : Umbelliferae (Apiaceae)
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica [L] Urb
Nama daerah :
Indonesia : Rumput kaki kuda / daun kaki kuda
Sunda : Antanan gede/antanan rambat
Bugis : Dau tungke
Ujung pandang : Pegaga
Jawa : Kerok batok, rendeng, gagan-gagan
Madura : Kos tekosan
Halmahera : Kori-kori
Ternate : Kolotidi manora
Nama di luar negeri :
English : Indian penny wort
Tamil : Vallarai, Yoshanavalli, Chandaki, Pindeeri
Sanskrit : Mandookaparni
Hindi : Brahmi
Bengali : Tholkari
Arabi : Artniya –e- hindi
Malayalam : Kudakam
China : Ji xue cao
Syarat Tumbuh
Pegagan bersifat kosmopolitan tumbuh liar di tempat-tempat yang lembab pada intensitas sinar yang rendah (ternaungi) hingga pada tempat-tempat terbuka, seperti di padang rumput, pinggir selokan, pematang sawah. Faktor lingkungan yang berperan dalam pertumbuhan dan mempengaruhi kandungan bahan aktif tanaman pegagan, antara lain :
Tinggi tempat
Tanaman pegagan banyak ditemukan dari dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 2500 m dpl. Namun untuk pertumbuhan optimum tanaman ini yaitu pada ketinggian 200 – 800 m dpl. Di atas 1.000 m dpl. produksi dan mutunya akan menjadi lebih rendah.
Jenis tanah
Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik hampir pada semua jenis tanah lahan kering. Pada jenis tanah Latosol dengan kandungan liat sedang tanaman ini tumbuh subur dan kandungan bahan aktifnya cukup baik. Pada tanah dengan kandungan liat yang cukup kandungan klorofil daun akan tinggi.
Dari penelitian Anjana Devkota dan Pramod Kumar didapatkan hasil bahwa pada kandungan lempung 40% dan 60% memiliki kandungan klorofil a dan klorofil b yang tinggi. Kandungan klorofil ini akan berkaitan dengan kemampuan berfotosintesis.
Iklim
Pegagan tidak tahan terhadap tempat yang terlalu kering, karena sistem perakarannya yang dangkal. Oleh karena itu faktor iklim yang penting dalam pengembangan pegagan adalah curah hujan. Apabila pegagan ditanam pada musim kemarau dan tanaman mengalami kekurangan air, maka perlu dilakukan penyiraman. Tanaman ini akan tumbuh baik dengan intensitas cahaya 30 – 40 %, sehingga dapat dikembangkan sebagai tanaman sela (semusim maupun tahunan), misalnya di antara tanaman jagung, kelapa, kelapa sawit, buah-buahan yang tidak terlalu rindang. Di tempat dengan naungan yang cukup, helaian daun pegagan menjadi lebih besar dan tebal dibanding apabila tanaman tumbuh di tempat terbuka. Sedangkan pada tempat-tempat yang kurang cahaya, helaian daun akan menipis, warna memucat. Selain itu juga pada tanah yang kurang subur dapat diberikan pupuk organik atau kompos.
Pembibitan
Pegagan umumnya diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan stolon atau tunas anakan, tetapi dapat pula diperbanyak dengan biji (secara generatif). Benih yang akan ditanam sudah berstolon dengan disertai minimal 2 calon tunas. Benih berasal dari induk yang telah berumur minimal setahun. Walaupun pegagan berbiji, perbanyakan dilakukan melalui bagian stolon (vegetatif), yang disemaikan terlebih dahulu selama 2 – 3 minggu. Persemaian menggunakan polibag kecil, diisi media tanam campuran tanah dan pupuk kandang (2 : 1), diletakkan di tempat dengan naungan yang cukup dan disiram setiap hari.
Sumber :
http://warriorofgreen.blogspot.com/2010/07/budidaya-tanaman-pegagan-centella.html
0 comments:
Post a Comment