Wirausaha: Peternakan Kambing Perah
Di Jalan Munggang tidak jauh dari pemakaman Kober akan kita temui sebuah peternakan sapi dan kambing. Di lahan yang terletak di bantaran kali tersebut akan kita temui kambing-kambing perah yang menghasilkan susu 70 liter per harinya. Bibit kambing perah yang diternakan di sini berasal dari lokal dan australia. Susu yang dihasilkan tersebut telah dipasarkan ke Jawa Barat danb Jawa Tengah.
Ada pula pesanan yang datang dari luar Jawa yang pengiriman dilakukan dalam bentuk susu beku yang harus sudah diterima pelanggan dalam sehari perjalanan. Usaha yang dimulai dari tahun 1994 ini oleh pak Reza Alatas bermula dari hobinya memelihara kambing, karena berternak kambing perah ini membutuhkan kesabaran tinggi. Belakangan juga dilakukan eksperimen-eksperimen untuk menghasilkan susu kambing berkualitas tinggi dengan jalan memeberikan pakan khusus kepada kambing-kambing.
Dari hasil tes laboratorium tersebut memang menunjukkan hasil yang positif. Salah satu manfaat susu kambing adalah khasiatnya untuk pengobatan, misalnya untuk diabetes. Prof. Hembing dan Lukman Basyrahil mempopulerkan penggunaan susu kambing ini untuk penyembuhan berbagai penyakit. Untuk yang mudah terkena diare jika minum susu, susu kambing cocok dikonsumsi karena mudah dicerna di lambung. Dibandingkan susu sapi ada perbedaan-perbedaan khas.
Pertama adalah jika dibekukan susu sapi akan memisah antara lemak dan cairan sedangkan susu kambing tidak demikian, karena itu bisa dibekukan tahan hingga 3 Minggu.
Perbedaan kedua, menurut penelitian di Australia, susu kambing memiliki komposisi yang lebih mendekati ASI (air susu ibu) dibandingkan susu sapi. "Susu kambing cocok untuk bayi yang mengidap alergi terhadap laktosa yang terkandung dalam susu sapi" tutur pak Reza ketika menceritakan pengalaman pribadinya memberi susu kambing bagi bayinya yang alergi laktosa.
Dari hasil produksi peternakan di kelurahan Balekambang itu ada dua jenis rasa yaitu rasa tawar (plain) dan rasa rempah-rempah. Untuk rasa rempah-rempah ke dalam susu dicampurkan kapulaga, jahe, cengkeh, kayumanis dan kopi. Untuk memanaskan susu kambing tidak direbus tetapi disteam artinya proses pemanasannya tidak langsung bersentuhan dengan api (proses pasteurisasi) Lewat proses ini susu kambing aman dikonsumsi hingga jangka waktu dua minggu.
Hasil produksi tersebut dikemas dalam plastik dengan ukuran kemasan 1/4, 1/2, 1 dan 2 liter. Belakangan dikembangkan pengemasan dalam botol 350 ml. Keuntungan kemaan botol ini adalah susu siap diminum, sedangkan dalam kemasan plastik mesti dimasak lebih dahulu.(afs)
Sumber : http://infocondet.com/index.php?option=com_content&task=view&id=97&Itemid=37
0 comments:
Post a Comment